Rumah tradisional Indonesia diklaim sebagai rumah yang tahan gempabumi, karena memiliki bahan dasar kayu. Namun mengingat hal tersebut, kepikiran tidak sih kalau bahan bangunan ini mudah terbakar? Setuju kan? Sebab bahan dasar rumah tradisional ini adalah kayu, yang mana mudah tersulut si jago merah.
SiagaBencana.com kasih contohnya deh! Pada 27 Februari 2007 pernah terjadi kebakaran pada rumah khas asal Minangkabau, yaitu Rumah Gadang. Rumah Gadang ini dilalap habis oleh jago merah dan hanya menyisakan kerangka betonnya saja di Istano Basa Pagaruyung, Batusangkar. Lalu, di tanggal 26 Mei 2013 terjadi lagi kebakaran. Kali ini masyarakat Kabupaten Tanah Datar khususnya Nagari Sumpur yang terjadi di Jorong Nagari-Kawasan Rumah Gadang Sumpur yang menghanguskan lima Rumah Gadang sekaligus.
Tuh kan! Rumah yang tahan gempabumi ini tapi tidak tahan api. Oleh karena itu, perlu adanya pengurangan risiko bencana yang dihadapi dalam terjadinya kebakaran. Bagaimana kita harus melakukannya ya Sobat Disasterizen?
Baca juga :Â RUMAH BUJANGAN TAHAN GEMPA ALA SUKU ASMAT
Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Rumah Tradisional
Banyak penyebab terjadinya kebakaran di rumah, yakni arus pendek listrik, meledaknya kompor, atau benda yang mudah terbakar. Kerugian dari kebakaran pun juga tidak main-main, Sob. Apalagi kalau rumahnya ini termasuk cagar budaya. Walah, rugi banget!
Sebenarnya upaya untuk mengurangi kebakaran pada rumah tradisional ini sama halnya dengan bangunan lainnya. Berikut ini adalah cara pengurangan risiko bencana kebakaran pada rumah tradisional Indonesia!
- Memperhatikan instalasi listrik untuk mencegah korsleting listrik.
- Mewaspadai penggunaan alat masak, bensin dan cairan yang mudah terbakar, lilin, obat nyamuk bakar, lampu teplok.
- Menerapkan rumah tradisional sebagai kawasan yang bebas dari asap rokok.
- Menyiapkan racun api atau APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada bangunan rumah gadang.
- Menyiapkan water hydrant di kawasan rumah tradisional.
- Bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran dan penggunaan alat pemadam api, sekaligus melakukan latihan simulasi penanggulangan bencana kebakaran secara berkala di Kawasan Rumah Gadang misalnya. (MA)
Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan