Jejak Peninggalan Purba Letusan Gunung Agung 1963

Catatan sejarah mengatakan kalau Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali adalah salah satu gunung yang dahsyat letusannya. Hal ini dibuktikan oleh ucapan I Made Pastika yang telah merasakan sendiri letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963 lalu. Gunung Agung tercatat pernah meletus pada tahun 1808, 1821, dan 1963. Akan tetapi, letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963 menimbulkan jejak yang tertinggal. Apa itu?

Erupsi Gunung Agung 1963

Dentuman keras terdengar pada tanggal 18 Februari 1963 silam, disertai dengan asap tebal yang keluar dari puncak gunung. Lalu, di tanggal 24 Februari lahar mulai mengalir dan berlangsung terus-menerus selama beberapa pekan. Akan tetapi, masih ada yang tetap bertahan di Besakih demi merampungkan Upacara Eka Dasa Rudra. 

Hingga pada 9 Maret 1963, pemerintah telah memberikan peringatan kepada masyarakat agar Pura Besakih dikosongkan dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya harus segera mengungsi. 

Pada hari itu, Gunung Agung menyemburkan abu vulkaniknya ke udara setinggi 20 kilometer. Lebih dari 1.000 orang meregang nyawa, belum termasuk yang luka-luka, rumah rusak, ternak mati, serta tanaman yang hangus terbakar. 

Tidak sampai disitu, erupsi besar berikutnya terjadi pada 16 Mei 1963. Korban jiwa kembali berjatuhan. Menurut riset yang dilakukan oleh M.T. Zen dan Djajadi Hadikusumo bertajuk “Preliminary Report on the 1963 Eruption of Mountain Agung in Bali” melaporkan bahwa dua letusan yang signifikan tersebut memuntahkan lahar dingin di sepanjang lereng selatan, tenggara, dan utara, serta menghancurkan banyak desa dan bangunan, juga menewaskan ribuan orang. 

Baca juga : KESIAPSIAGAAN BENCANA GUNUNG MERAPI DI MASA PANDEMI COVID-19

Jejak Peninggalan Gunung Agung

Dari letusan yang terjadi pada 1963 tersebut, di sebuah Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, Bali yang berjarak kurang dari 12 km dari kawan Gunung Agung menyimpan bukti sejarah. Ada sejumlah material yang terlontar saat terjadinya erupsi Gunung Agung 1963. Material purba sisa letusan Gunung Agung 1963 ini berupa batu besar. Tidak hanya itu, bukti letusan Gunung Agung juga terdapat pada tanahnya yang berbeda dengan jenis tanah lainnya. 

Penasaran seperti apa bentuknya? Tengok cuplikan di sini yang dilansir dari MetroTv. (MA)