Siswa dan siswi Sekolah Dasar Negeri yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tanggerang telah mengikuti Jambore Iklim 2019 yang diadakan oleh BMKG pada Selasa, 30 April 2019. Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan anak pada pengetahuan iklim. Kegiatan JAMBORE IKLIM mengusung tema “Anak Peduli Iklim dan Tangguh Bencana”.
Selain siswa melakukan deklarasi Jambore Iklim di MONAS (Monumen Nasional), siswa juga diajak keliling kantor BMKG. BMKG mengadakan pengenalan tentang alat-alat pendektesi perubahan iklim dan cuaca. Nah, seperti apa sih alat-alat tersebut?
- Simulasi Gempabumi
Siswa dikenalkan dengan alat simulasi gempabumi. Dengan alat ini, siswa dapat mengetahui untuk selalu bersiap siaga dalam menghadapi gempabumi. Dengan alat ini, siswa di praktikkan cara yang baik dalam melindungi diri dari gempabumi jika berada dalam ruangan.
- INATEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System)
InaTews adalah sebuah sistem peringatan dini tsunami yang telah dikembangkan berdasarkan teknologi DSS. Alat ini mengeluarkan peringatan tsunami kurang lebih 5 menit setelah gempa terjadi. Dengan alat ini, siswa diperlihatkan untuk mengetahui peringatan dini tsunami yang seperti apa bentuknya.
- CEWS (Climate Early Warning)
Selain dari gempabumi dan tsunami, siswa diajak ke dalam ruangan yang bernama Climate Early Warning (CEWS). Dalam ruangan ini, siswa dijelaskan tentang CEWS sebagai penyedia informasi cuaca dalam 10 hari, sebulan, 3 bulan dan satu musim ke depan.
- Taman Alat
Taman alat ini berisikan alat-alat untuk mengamati unsur cuaca pada daerah tersebut. Misalkan contoh alatnya adalah sangkar meteorologi, yaitu tempat meletakkan peralatan meteorologi (Psycrometer) yang berfungsi sebagai menghindari penjalaran radiasi suhu lokal baik dari udara maupun dari tanah.
Wah, menarik banget ya? Masih banyak tempat lain dikunjungi oleh siswa siswi SD ini, yang bisa menjadi pembelajaran dan pembekalan untuk menghadapi bencana alam di sekitar. Yuk, kenali ancamannya, kurangi risikonya! (MA)