IOWave20 pada tahun 2020 kali ini jatuh pada tanggal 6 Oktober. Namun, IOWave saat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan masyarakat untuk melakukan gladi lapang. Hal ini disebabkan terdapatnya penyebaran wabah pandemi COVID-19, yang mengharuskan pelatihan dilaksanakan secara virtual.
Jakarta, 6/10/2020, kegiatan IOWave20 merupakan latihan sistem peringatan dini tsunami secara 2 tahun sekali yang diselenggarakan oleh Inter-governmental Commission Group/Indian Ocean Tsunami Warning System (ICG/IOTWS)-UNESCO, yang di koordinasikan oleh BMKG serta BNPB dengan melibatkan 24 negara di Samudra Hindia dan di tingkat nasional. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 dan diikuti oleh seluruh negara di pesisir samudra.
Pada pertemuan ke-12 Intergovernmental Coordination Group for the Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) di bulan Maret 2019 lalu, yang berlokasi di Kish Island-Iran, menyetujui untuk membentuk Task Team IOWave20 (Kelompok kerja IOWave20). Dari pertemuan tersebut menghasilkan Indonesia menjadi Chair Task Team IOWave20 untuk melakukan Pelatihan Indian Ocean-wide tsunami exercise (IOWave20) yang akan dilakukan oleh 24 negara.
Lalu, Task Team IOWave20 mengadakan pertemuan pada tanggal pada 01-02 Oktober 2019 di Jakarta dan memutuskan untuk melakukan pelatihan pada tanggal 6, 13 dan 20 Oktober 2020 dengan 3 Skenario Tsunami yang berbeda yaitu di Pantai Selatan Jawa , Laut Andaman dan Makran. Sehingga dari kesepakatan tersebut Indonesia akan berpartisipasi pada hari ini yaitu tanggal 6 Oktober. IOWave kali ini juga dalam rangkaian Pelaksanaan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020.
Pelatihan IOWave merupakan sarana yang tepat untuk memahami produk peringatan dini dari BMKG, kata Prof. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG pada acara Indian Ocean Wave 20 Exercise. Di tahun ini, BMKG telah berhasil memasang Warning Receiver System New Generation (WRS NewGen) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan berbasiskan Internet of Think (IoT), masyarakat akan menerima informasi dari BMKG dengan cepat dan didukung oleh para staff operasional InaTEWS, maka informasi yang diterima selain cepat tentunya juga akurat.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan IOWave20 kali ini juga dalam rangkaian Pelaksanaan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020. skenario yang diuji pada IOWave20 yaitu tsunami di selatan pulau Jawa yang mengancam daerah pesisir pantai selatan, bahkan sampai ke Bali, Sumatra dan Australia.
Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah:
- Menguji pemahaman isi berita dan menerjemahkannya menjadi tindakan tanggap bencana
- Menguji rantai peringatan dini pada masa pandemi COVID-19 terkait uji SOP, keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah terkait operator 24/7 termasuk kelengkapan komunikasi
- IOWave20 menguji kesiapan masyarakat dalam penerimaan informasi melalui WRS-NG yang telah terpasang di kantor BMKG, BPBD dan media di seluruh Indonesia
Kegiatan IOWave20 ini juga menjadi wadah bagi BMKG, BNPB, BPBD dan masyarakat terkait untuk saling berkoordinasi menguatkan peran masing-masing dalam upaya pengurangan risiko bencana gempabumi dan tsunami. Peserta terdiri dari pelaku, fasilitator, observer dan Tim AAR yang mengikuti pelatihan berasal dari BMKG Pusat dan daerah, BNPB, ITB, LIPI, UNESCO-IOTIC, BIG, BPPT, BPBD, BASARNAS, U-INSPIRE, Media dan Stakeholder ini sebanyak hampir 700 peserta dari seluruh Indonesia. (MA)
Bencana pasti akan kita hadapi, kalau perang mungkin bisa jadi tidak. Kenali ancaman dan siapkan strateginya, ketahui masalah dan carikan solusinya.
– Doni Monardo, Kepala BNPB