Inovasi, Teknologi, dan Data untuk Resiliensi

SIAGABENCANA.COM – Rabu (28/4) MPBI, Pujiono Centre, Cari Bencana, dan Predikt telah menggelar webinar yang ke-8 dan bertajuk ‘Inovasi, Teknologi dan Data untuk Resiliensi : CARI 2.0 untuk Manajemen Pengetahuan Kebencanaan’. Webinar tersebut menghadirkan Dr. Mizan B. F. Bisri dari CARI!.

Mizan mengatakan, jika dimodelkan produk penelitian tersebut akan seperti jaring, yang dimaksudkan adalah satu peneliti mengutip peneliti yang lain. Namun hal tersebut malah tidak membantu bagi pelaku kebijakan, investor, atau kepala desa.

Mizan menambahkan, dalam penggunaan platform Google Scholar, Researchgate, atau yang lainnya masih sangat minim untuk dijadikan landasan pengambilan kebijakan atau aksi pengurangan risiko bencana. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, salah satunya adalah lokasinya yang tidak sesuai.

Dari masalah tersebutlah yang memotivasi CARI! dalam mengembangkan sebuah manajemen pengetahuan untuk seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi, CARI! tidak memulainya dari nol, tetap berbasis keilmuan. belajar serta membuat bersama mitra lain, dan hasil dapat digunakan sesuai kebutuhan pengguna.

CARI! 1.0

CARI! 1.0 lahir memberikan layanan berbasis spatial base, untuk mengetahui dimana riset bermanfaat untuk diaplikasikan menjadi landasan kebijakan atau investasi. Jika disimpulkan, CARI! 1.0 adalah perpaduan antara Google Scholar dengan Google Maps.

CARI! 2.0

Di CARI! 2.0 akan menampilkan jurnal-jurnal dari peneliti yang berhubungan dengan bencana terkait di maps. Selin itu, juga ada berapa jumlah judul jurnal yang terdapat di koleksi caribencana.id. Tidak sampai di situ, di CARI! 2.0 akan menunjukkan spesifik yang ingin kamu cari berdasarkan lokasi, kategori tahun publikasi artikel, dan kategori artikel. Di CARI! 2.0 saat ini juga terdapat fitur news, untuk mengetahui isu apa yang berkembang di masyarakat terkait dengan kebencanaan. Perbedaan CARI! 1.0 dengan 2.0 adalah dash boarding yang ada di belakang layar yang bisa memenuhi kebutuhan para pelaku kebencanaan.

Girls in ICT

Selain itu, dalam webinar Ngopi PB ke-8 ada peringatan Girls in ICT pada 22 April 2021 kemarin dengan sambutan Rury Demsey Gaddafi dari UN in Indonesia/ITU. Rury mengungkapkan bahwa peringatan Girls in ICT 2021 bertujuan untuk mendorong para perempuan muda melanjutkan studi, meningkatkan keterampilan digital dan kesadaran penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang bermakna dan aman.

Dalam memperingati Hari Girls in ICT tersebut, International Telecommunications Union (ITU) dan lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Indonesia bersama U-INSPIRE Indonesia, bekerja sama dengan UNICEF, Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) menyelenggarakan kompetisi konten multimedia dengan tema “Girls in ICT atau Information and Communication Technology sebagai agen perubahan di tengah pandemi dan bencana”.

Terdapat 99 perempuan muda yang mendaftarkan karyanya, baik berupa esai, blog maupun carousel, yaitu 44 dari kategori SMA dan 99 dari kategori Perguruan Tinggi, yang diseleksi oleh tim seleksi dan tim juri. Kriteria penilaian mencakup aspek relevansi dengan topik, kreativitas, inovasi dan kebaruan, tata bahasa, serta keharmonisan tampilan. Terpilih 3 pemenang dari masing-masing kategori. Berikut nama pemenang dari kompetisi konten multimedia Girls in ICT:

Kategori Sekolah Menengah Atas (SMA) 

Fayola Maulida – SMAN 2 Tangerang Selatan,

Chintya Maulini – UPT SMAN 22 PALEMBANG (SMAN Sumatera Selatan)

Aisyah Aulia Ma’rifati – SMAN 2 Jombang

Kategori Perguruan Tinggi/Universitas 

Nadya Natasha Daniella – Universitas Paramadina

Afifah Firdaus Zahidah Romdhoni – Universitas Gadjah Mada

Gloria Elsa Ave Cordana – Universitas Gadjah Mada

 Nah, penasaran tidak Ngopi PB bakal bahas apa lagi Minggu depan? Yuk, ikutan setiap Rabu dan ikuti perkembangannya di Instagram @Yuksiagabencana @MPBI.Indonesia @pujionocentre @caribencana.id @predikt.id. (MA)