Aplikasi InaRisk untuk sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi. InaRISK adalah program yang dikembangkan sejak tahun 2016, untuk mengkaji daerah-daerah yang rawan. Sejak 2008 – 2016, BNPB sudah melibatkan banyak ahli dan pakar untuk memetakan seluruh Indonesia.
Pada 2016, kajian pemetaan ini dituangkan dalam versi digital. Di tahun 2017, dibuatkan versi smartphone. Perkembangan terakhir di tahun 2020, sudah dilengkapi dengan tools monitoring, dan evaluasi SPAB. Perlu digaris bawahi yang dikaji adalah daerah yang memiliki potensi, yaitu daerah yang belum tentu sudah pernah kejadian bencana, namun berisiko atau dapat terjadi sewaktu-waktu di masa yang akan datang.
Pendekatan yang digunakan BNPB untuk memetakan risiko bencana yang ada di Indonesia, terdiri dari tiga variabel, yaitu bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Peta risiko bencana yang dibuat memiliki pendekatan traffic light, dimana warna hijau menandakan daerah yang tidak berpotensi, kuning daerah yang rawan, sementara merah menandakan daerah yang berpotensi tinggi. Dari aplikasi InaRisk inilah kita dapat mengidentifikasi sekolah, tempat tinggal dan daerah-daerah yang menjadi perhatian kita.
Perlu diketahui, InaRisk sendiri memiliki dua versi yaitu berbasis web dan smartphone. Untuk versi web dapat di zoom sampai mengetahui titik koordinat posisi. Sehingga versi ini ditujukan untuk pemerintah, perencana, akademisi, peneliti dan praktisi terkait informasi hasil kajian risiko bencana yang berupa ancaman, kerentanan dan kapasitas di risiko bencana. Versi web dilengkapi dengan pendekatan spatial yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebaran risiko bencana yang nantinya dapat dikaitkan dengan kepentingan lainnya, salah satunya adalah dengan lokasi satuan pendidikan. Didalam kaitannya dengan SPAB, kedepannya akan ditambahkan sebaran implementasi SPAB yang sudah di-monev.
Sementara InaRISK personal, merupakan versi smartphone (android/ios) di mana lebih ditujukan untuk masyarakat umum yang tidak mengetahui informasi spasial. Aplikasi personal ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat bahaya berdasarkan lokasi, dan dapat digunakan untuk merekomendasikan aksi antisipasi untuk individu. Pada perkembangan ke depannya akan ditambahkan fitur pelaporan Implementasi SPAB (Monev SPAB).
Monev SPAB adalah sistem informasi Monitoring Evaluasi SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana). Ada pula tujuan dari Monev SPAB yang disampaikan dalam paparan Robi, BNPB pada webinar Sosialisasi InaRISK personal dan Launching Pedoman Fasilitasi SPAB Mandiri. Jumat (16/10). Berikut tujuannya :
- Mengetahui sebaran implementasi SPAB
- Identifikasi capaian indikator/ tahapan SPAB setiap satuan
- Mengetahui keberlanjutan implementasi SPAB
- Menjadi dasar penyusunan rencana implementasi berikutnya
- Target: 526.000++ satuan Pendidikan
Dengan memanfaatkan Monev SPAB yang ada di dalam InaSAFE personal, semua bisa mengetahui sekolah mana saja yang sudah melakukan program SPAB dan mengetahui indikator apa saja yang sudah diterapkan. Targetnya seluruh satuan pendidikan dapat didorong untuk melakukan impemetasi SPAB supaya kedepannya dapat melaksanakan program SPAB dengan lebih komprehensif lagi.
Saat ini data KEMDIKBUD (DAPODIK) sudah terintegrasi dengan kajian risko bencana BNPB. Kedepannya nanti diharapkan akan ada tingkatan warna yang dapat menggambarkan tingkatan implementasi, baik itu kurang cukup, atau baik. (MA)