Masih ingat persoalan buangan sampah dari luar negeri ke Indonesia? Yap, nyatanya masalah itu masih terus berlanjut dan menyebabkan masalah besar!
Salah satu contoh kasusnya ada di Desa Tropodo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Desa ini telah tercemar limbah kimia beracun. Sudah tentu racunnya berasal dari sampah plastik bercampur kertas hasil buangan negara Amerika Serikat yang digunakan sebagai bahan bakar saat memasak. Nah, asap dan debu hitam sisa pembakaran mengandung zat kimia dioksin yang menyebabkan kanker, cacat lahir, dan penyakit parkinson. Yang lebih parahnya lagi adalah cara ini digunakan 30-an rumah tangga produsen tahu di desa tersebut.
Racun yang terdapat di Desa Tropodo ini telah diidentifikasi empat lembaga, yakni International Pollutants Elimination Networks (IPEN), Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON), Nexus3 Foundation, dan Arnika. Lembaga ini telah menemukan dioksin di telur-telur ayam ternak milik Karnawi. Yap betul, mereka telah memilih ayam sebagai subjek penelitian karena perilaku binatang ini suka mencari makan dari tanah. Lebih mengerikannya lagi, kandungan dioksin di telur ayam Karnawi menjadi nomer dua tertinggi di Asia.
“Penemuan ini menggambarkan betapa berbahayanya plastik untuk kesehatan manusia. Para pembuat kebijakan sebaiknya segera bergerak untuk melarang penggunaan limbah plastik, mengumumkan kontaminasi lingkungan di Tropodo, dan mengendalikan laju impor sampah plastik,” kata Lee Bell, peneliti IPEN, masih dari The New York Times.
Mereka mulai membakarnya dari pagi hari hingga larut malam, yang menyebabkan masyarakat sulit bernafas. Hal ini dituturkan oleh Karnawi (84), seorang peternak ayam yang tinggal di dekat pabrik pengolahan tahu. “Mereka mulai membakar pagi-pagi sekali sampai larut malam. Ini terjadi setiap hari dan asap selalu terlihat, membuat saya sulit bernafas,” ujar Karnawi kepada The New York Times.
Baca juga : METODE BARU EVAKUASI MANDIRI DI KEPULAUAN ARU
Alasan Pemakaian Sampah
Alasan masyarakat Desa Tropodo menggunakan limbah sampah plastik sebagai bahan bakar adalah untuk menekan biaya produksi, Sobat Disasterizen. Sebab harga plastik yang dikirim ke Tropodo hanya sepersepuluh ongkos dari memakai kayu bakar. Limbah plastik ini menjadi murah karena plastik yang dipakai adalah yang terburuk dan sudah melewati dua kali pemilahan.
Proses Pemilahan Sampah Plastik
Jadi seperti ini Disasterizen, setelah mengimpor sampah dari Amerika Serikat. Limbah plastik dan kertas mendarat di Surabaya. Di Surabaya, mereka memilah-milah bahan plastik yang bisa digunakan sebagai material daur ulang. Setelah dipilah, plastik terburuk dari yang terburuk ini dikirim ke Desa Bangun di Mojokerto untuk menjalani pemilahan kedua.
Akibat dari semua ini, Desa Tropodo menjadi pusat sampah dunia dengan menerima kiriman dari Amerika Serikat, Kanada, Italia, Korea Selatan, dan Inggris.
Sangat disayangkan ya Disasterizen? Padahal sampah plastik di negara sendiri saja sudah sangat banyak, ini malah ditambah lagi dari negara lain. Apakah mereka mau Indonesia tenggelam karena sampah ya? Coba Disasterizen tulis dikolom komentar, apa tanggapan kalian untuk mereka yang mengimpor sampah dari negara lain? (MA)
Sumber : Vice.com