Asia pasifik adalah kawasan rawan terhadap bencana, lebih dari 4.1 miliar orang hidup di bawah risiko bencana. Banyak dampak yang ditimbulkan, khususnya pada sektor pendidikan. Sebagai contohnya adalah kerusakan pada bangunan sekolah, akses terhambat, tenaga pendidik terkena dampak bencana, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, perlu adanya penerapan sekolah aman bencana. Nah, untuk penerapannya sendiri dilakukan dengan cara membentuk komunitas tanggap bencana, membentuk stakeholders dengan guru dan member komunitas didalamnya, skill kepemimpinan yang kuat juga dibutuhkan untuk kepala sekolah agar mendorong warga sekolah dalam berpartisipasi menginisiasi sekolah aman bencana. Inovasi dan kreatifitas mengurangi risiko bencana dalam kurikulum juga harus di eksplorasi dan dilatih oleh tenaga pengajar.
Ada pula tujuan pencapaian sekolah aman bencana, yaitu :
- Melindungi murid dan tenaga kependidikan dari risiko bencana
- Merencanakan keberlanjutan pendidikan kesiapsiagaan risiko bencana dan penanggulangannya
- Menguatkan penanggulangan bencana
Nghia Trinh Trong, Asia Pacific Coalition of School Safety (APCSS) di webinar yang bertajuk School Safety Progress in Indonesia: Achievements, Challenges, and the Outlook Beyond 2020 pada Selasa (27/10), menuturkan bahwa APCSS telah melakukan pencapaian, seperti para pelajar dan tenaga kependidikan di wilayah Asia Pasifik lebih terlindungi dari risiko bencana alam. Selain itu, telah mengimplementasikan pendekatan mengenai sekolah aman bencana dan menginisiasi sekolah aman bencana di seluruh dunia.
Tapi pencapaian tersebut tidak mudah untuk didapatkan, ada beberapa tantangannya sendiri, seperti:
- Polisi tanggap bencana yang ditempatkan di negara, sebagian besar tidak terintegrasi sepenuhnya dengan sektor pendidikan.
- Di beberapa kasus, kekurangan biaya membuat implementasi jadi terbatas, termasuk kualitas dan konsistensi dari pengimplementasian.
Namun, saat ini penerapan satuan pendidikan aman bencana di Asia Pasifik sendiri sudah sangat signifikan, hal ini dituturkan oleh Dr. Animesh Kumar, Head of Office (OIC) UNDRR Asia Pacific Regional Office).
“2020 menjadi tahun yang sangat signifikan bagi kami semua, 5 tahun implementasi, banyak pencapaian kemajuan Asia Pasifik terutama terkait PRB banyak kemajuan yang telah dicapai, dan diharapkan beberapa tahun kedepan implementasi tersebut bisa semakin baik dan tercapai lagi.”, tutur Dr. Animesh Kumar. (MA)