Gurun Sahara Dulunya Oasis, Kok Bisa?

Gurun Sahara adalah gurun yang terletak di Benua Afrika, yang mana meliputi negara Algeria, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Nigeria, Sahara Barat, Sudan, dan Tunisia. Karena begitu luasnya, Gurun Sahara tersebut mencakup lebih dari 30 persen wilayah Benua Afrika. Akan tetapi, tahukah kamu kalau wilayah Sahara tidak selalu berupa gurun. Wilayah tersebut dulunya pernah menjadi wilayah oasis, Sobat Preparizen!

Sebelum SiagaBencana.com membahal lebih lanjut, oasis adalah tempat di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan manusia. Sekitar 11.000 tahun lalu, Gurun Sahara bukanlah wilayah gurun berpasir, melainkan wilayah yang dipenuhi tumbuhan. Bahkan, Gurun Sahara memiliki badan air berupa danau besar seluas 108,779 kilometer persegi. 

Nah, kali ini SiagaBencana.com menjelaskan perubahan oasis berubah menjadi gurun seutuhnya. 

Perubahan di Wilayah Sahara

Perubahan wilayah Gurun sahara berubah secara alami, teman-teman. Curah hujan di sana tidak pernah tetap karena dipengaruhi oleh perubahan orbit Bumi. Perubahan tersebut juga memengaruhi jumlah energi matahari di Sahara. Semakin banyak energi matahari, semakin sedikit pula hujan yang turun di Gurun Sahara.

Oleh karena itu, iklim di Sahara pun selalu berubah. Perlahan-lahan, iklim di Gurun Sahara berubah antara lembap dan kering selama ribuan tahun. Akan tetapi, sekitar 8.000 – 4.500 tahun yang lalu keadaan itu berubah. Gurun Sahara berubah dari lembap menjadi kering, lebih kering dari biasanya, dan tidak berubah lagi. 

Bahkan menurut ilmuwan, iklim kering Sahara yang tidak berubah lagi ini juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Para ahli pun menemukan bahwa seiring manusia berpindah di sepanjang wilayah Sahara, tumbuhan di sana semakin berkurang. Salah satu perkiraan ilmuwan adalah manusia menggembala hewan ternak dan hewan ternak tersebut memakan tumbuhan di Sahara secara berlebihan. 

Semakin berkurangnya tumbuhan, akhirnya kelembapan semakin berkurang. Sehingga, menyebabkan erosi permukaan tanah dan tumbuhan tidak bisa tumbuh. Akan tetapi, arkeolog juga menemukan bahwa peradaban kuno Afrika sempat mengembalikan kondisi Shara menjadi oasis, tapi tidak berlangsung dalam waktu lama, yakni sekitar tahun 1 – 500 Masehi.

Saat ini, wilayah Gurun Sahara semakin meluas karena disebabkan oleh perubahan alami dan perubahan iklim. Di masa depan, Gurun Sahara mungkin saja menjadi oasis lagi. Namun, manusia juga perlu membantu perubahan itu selain perubahan alami yang bisa terjadi.  (MA)