Hari ini tepatnya tanggal 26-27 Agustus 1883, telah terjadi letusan maha dahsyat Gunung Krakatau. Letusan gunung yang dahsyat tersebut bisa menyebabkan berbagai derita dan perubahan, salah satu contohnya yakni pemicu munculnya wabah sampar. Apa itu wabah sampar? Bagaimana itu bisa terjadi?
Baca juga : 8 FAKTA TERSEMBUNYI DARI GEMPA KEMBAR
Wabah Sampar
Wabah sampar atau biasa disebut dengan pes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia Pestis. Seseorang bisa terkena penyakit tersebut jika digigit oleh hewan pengerat (tikus, tupai, atau bajing) yang terpapar bakteri Yersinia Pestis. Sampar dapat berkembang secara cepat dan mengakibatkan kematian jika tidak segera diobati.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit sampar, yaitu:
- Tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi hewan pengerat yang banyak.
- Kontak dengan hewan yang mati atau terinfeksi sampar.
- Melakukan kegiatan di alam terbuka.
- Berprofesi sebagai dokter atau perawat hewan.
- Bepergian ke area di mana terdapat infeksi sampar.
Sebagai tambahan informasi, wabah tersebut muncul kembali di tahun 2020. Cina melaporkan satu kasus penyakit sampar pada seorang pemburu di kawasan Mongolia di provinsi utara Cina pada awal Juli lalu. Tiga kasus penyakit yang sama dilaporkan juga muncul di provinsi Khovd di Mongolia. Penyebabnya serupa, mereka terinfeksi setelah memakan daging marmut liar hasil perburuan.
Munculnya Wabah Sampar
Wabah sampar terjadi pada tahun 1883 silam, hal ini disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau. Letusan Gunung Krakatau selain menimbulkan tsunami, tapi juga menyebabkan perubahan iklim sehingga suhu udara terus-menerus mendingin pasca letusan Gunung Krakatau. Dari suhu dingin tersebut, memicu mewabahnya penyakit sampar dan mengurangi jumlah penduduk di berbagai tempat di dunia secara signifikan.
Dikutip dari buku Disaster and Human History (2009) karya Benjamin Reilly, iklim yang tidak menentu itu menyebabkan maraknya wabah sampar di sejumlah kawasan, terutama di Afrika bagian timur, dan menimbulkan kerugian besar bagi manusia. (MA)
Sumber : Kompas.com, Alodokter, dan Tirto.com