Bukan Indonesia namanya kalau tidak pernah terjadi bencana alam. Apalagi saat-saat ini sudah ditemukan kalau pernah terjadi tsunami yang pada ribuan hingga ratusan tahun lalu, contohnya saja yang dilacak Eko Yulianto tentang pantai selatan Jawa.
Tetapi, di Aceh juga ada lho tsunami yang terjadi pada ribuan atau ratusan tahun lalu tersebut. Bukti ini terdapat di Gua E’ek Luntie, Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Rabu pagi (7/8) berkesempatan untuk mengunjungi gua tersebut. Di dalam gua ada beberapa bukti adanya peristiwa tsunami dari berbagai sampel tanah pada kedalaman tertentu yang telah diteliti sebelumnya.
Menurut pakar tsunami Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh, Nazli Ismail, gua dekat pantai di Meunasah Lhok itu menyimpan bukti tsunami besar yang pernah melanda Aceh sejak 7400 tahun silam. Hasil dari penelitian terdahulu berhasil mencatat bahwa setidaknya 14 kali kasus tsunami pernah menghantam wilayah Aceh, yang mana peristiwa tsunami Aceh 2004 menjadi episode ke sekian kalinya berdasarkan apa yang ditemukan di E’ek Luntie.
Baca juga : SAKSI BISU KEGANASAN TSUNAMI BANYUWANGI
Dari sampel tanah ini didapatkan beberapa lapisan tanah yang dapat dipastikan mengandung endapan pasir dan lumpur yang pernah terbawa ke dalam gua oleh tsunami pada masa lampau. Kubangan air bawah tanah juga diduga mengandung campuran air tanah dan air laut, serta endapan lumpur yang terbawa oleh gelombang tsunami.
Hasil dari penelitian lapisan tsunami di Gua E’ek Leuntie bahwa perulangan kejadian tsunami di Aceh tidak beraturan. Ada tsunami berulang dalam 2000 tahun, ada juga yang berulang kejadiannya dalam rentan waktu kurang dari seratus tahun. Sebab itu, perulangan kejadian tsunami dahsyat di Aceh sangat besar.
Nah, karena tidak ada yang tahu persisnya kapan bencana akan datang dan pasti akan berulang. Apa yang dilakukan oleh Doni ini sebagai pengingat dan belajar dari peninggalan sejarah masa lalu tentang peristiwa alam.
“Tsunami pasti kembali, meski hal itu tidak bisa diketahui kapan akan terjadi,” ungkap Doni.
Sebab itu, Doni menghimbau kepada masyarakat agar tidak membangun tempat tinggal di daerah pesisir yang rawan akan tsunami. Ia yakin kalau seandainya masyarakat belajar dari masa lalu dan siaga, maka bisa dipastikan jika terjadi tsunami tidak akan memakan banyak korban. (MA)
Sumber : BNPB & Liputan6.com