Letusan Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada Jumat (26/7/19), bukanlah pertama meletus. Sejarah sudah mencatat, pada zaman dahulu Gunung Tangkuban Parahu ini pernah beberapa kali meletus, termasuk pada tahun 1829 silam, Disasterizen!
Gunung Tangkuban Parahu ini adalah salah satu gunung api aktif di Indonesia. Pasti kamu sering mendengar kalau asal usul dari Gunung Tangkuban Parahu ini selalu disangkut pautkan dengan cerita legenda dari Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Juga, gunung ini mempunyai arti dari ‘Perahu terbalik’ dan kalau dilihat dari kejauhan memang seperti perahu yang terbalik dari arah selatan saja (Lembang).
Baca juga : ERUPSI GUNUNG TANGKUBAN PARAHU TIDAK MEMBAWA DAMPAK SESAR LEMBANG KOK
Selain itu, gunung yang memiliki ketinggian 2.048 MDPL di atas permukaan laut, Gunung Tangkuban Parahu ini pernah mengalami letusan yang menghasilkan 9 kawah. Dikutip dari Baseline Kegunungapian Indonesia (2012) terbitan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), 9 kawah itu bernama Kawah Ratu, Upas, Baru, Lanang, Jurig, Siluman, Domas, Jarian, dan Pangguyangan Badak.
Nah, Kawah Ratu inilah yang merupakan kawah terbesar, lalu Kawah Upas yang saling bersebelahan. Kawah-kawah ini mengeluarkan asap belerang, malah ada beberapa kawah dilarang untuk dikunjungi karena bau dari asapnya itu mengandung racun.
Lantas, sejarah dari gunung ini seperti apa?
Sejarah Gunung Tangkuban Parahu
Pada zaman dahulu memang sudah pernah terjadi letusan pada gunung ini. Meskipun ini bukan yang pertama, tapi dari hasil catatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Gunung Tangkuban Parahu pernah meletus pada tahun 1829.
- 1829
Saat itu di tahun 1829, letusannya memberikan dampak munculnya hujan abu serta batu dari Kawah Ratu dan Kawah Dormas. Lalu, berdasarkan data dari PVMBG ini, terjadi puluhan kali letusan yang berlangsung dalam tiga abad hingga sekarang, lho!
- 1846
Letusan kembali terjadi di tahun 1846. disebut adanya peningkatan kawah yang salah satunya mengakibatkan terbentuknya lubang di dasar gunung, pada tahun 1896.
- 1900, 1910, dan 1926
Kemudian Kawah Ratu kembali mengalami letusan pada tahun 1900, 1910, dan 1926. Dari letusan kedua, terlihat kolam asap setinggi 2 kilometer di atas dinding kawah tersebut. Sedangkan di tahun 1926, terjadinya letusan freatik di Kawah Ratu yang mengakibatkan terbentuknya lubang baru.
Note : Perlu diketahui kalau letusan freatik ini adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air, baik air tanah, laut, danau kawah ataupun hujan.
- 1935
Lanjut lagi ya Disasterizen, Di tahun 1935, mulai lagi terbentuknya lubang baru yang cukup besar dan menjadi kawah baru yang diberi nama Kawah Badak.
- 1952, 1957, 1961, 1965, 1969, 1971, 1992, dan 1994
Selang 17 tahun kemudian, ada letusan abu yang didahului oleh letusan freatik. Letusan freatik ini berturut-turut terjadi pada tahun 1952, 1957, 1961, 1965, 1969, 1971, 1992, dan 1994.
Pada tahun 1983, terlihat awan abu panas setinggi 159 meter di atas Kawah Ratu, sedangkan letusan freatik di tahun 1992 disesertai gempa seismik dangkal, yang merupakan dampak adanya peningkatan aktivitas gunung.
- 2013
Nah, setelah sepuluh tahun lamanya cukup tenang. Gunung Tangkuban Parahu kembali beraktivitas di tahun 2004 hingga 2006 dengan tercatatnya peningkatan kegempaan. Lalu sejak awal 2013, terjadi peningkatan aktivitas yang menghasilkan 11 kali letusan freatik selama 4 hari pada 5 hingga 10 Oktober 2013.
- 2019
Usai dari itu, Gunung Tangkuban Parahu tidak menunjukkan tanda-tandanya lagi nih. Pada akhirnya 26 Juli 2019 ini bangun, mengalami letusan dengan menyemburkan abu setinggi 200 meter di atas puncak, serta material dingin.
Ternyata, dibalik adanya 9 kawah tersebut akibat dari letusan yang sering terjadi ya Disasterizen. Tidak menyangka kuasa Tuhan yang begitu hebat! Perlu untuk kita selalu ingat pada Tuhan dan menjaga alam. Karena kalau kita jaga alam, alam akan jaga kita. Cheers!