gempa kerak dangkal

Gempa Kerak Dangkal : Apa Itu Haruskah Kita Waspada

Berdasarkan data geologi, geofisika, geodesi dan aktivitas kegempaan serta sejarah kegempaan yang ada, wilayah Indonesia terdapat tiga lajur sumber gempa utama, yakni zona sumber gempa subdiksi/tunjaman lempeng, zona sumber gempa sesar/patahan kerak dangkal (shallow crustal fault zone), dan zona sumber gempa menyebar (diffuse).  

Jika ditilik dari ketiga zona sumber gempa tersebut, saat ini Indonesia sedang fokus terhadap sumber gempa sesar/patahan kerak dangkal karena dampaknya yang sangat merusak (destructive) dan mematikan (deadly), sebagai contoh kasusnya adalah gempa merusak yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022 kemarin. 

Gempa kerak dangkal memiliki beberapa karakteristik yang harus dikenali, yang mana bertujuan agar masyarakat harus selalu waspadai dampaknya yang bersifat merusak. Apa saja sih karakteristiknya? Keep scrolling!

Karakteristik Gempa Kerak Dangkal

Zona sumber gempa sesar aktif kerak dangkal adalah tempat terjadinya deformasi batuan yang memicu adanya gempa. Diklasifikasikan sebagai gempa kerak dangkal, sebab hiposenter gempanya berpusat dalam kerak bumi yang relatif tipis paa kedalaman dangkal dekat permukaan. 

Gempa kerak dangkal dapat dijelaskan dengan blok batuan di lapisan kerak bumi dangkal yang bergerak akibat adanya akumulasi energi tegangan (stress), yang menyebabkan bantuan tersebut bergeser dalam arah horizontal. Arah pergerakan tersebut dikenal sebagai mekanisme gerak geser (strike-slip).

Faktor paling penting dan utama yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kerusakan bangunan pada kasus gempa kerak dangkal adalah hiposenternya yang sangat dangkal. Tahukah kamu kalau gempa kerak dangkal tidak harus memiliki magnitudo besar. Hal ini karena gempa kerak dangkal dengan magnitudo 4 dan 5 sudah bisa menimbulkan kerusakan bangunan. 

Sedangkan, pada kasus gempa kerak dangkal, amplitudo gelombang seismik dengan konten frekuemsi relatif tinggi tidak mengalami atenuasi atau pelemahan energi. Sebab, tidak mengalami pelemahan, energi gempa yang dipancarkan dari sumber masih sangat maksimum mencapai permukaan tanah, di mana banyak pemukiman penduduk. Gempa kerak dangkal kedalamannya berkisar 1-30 kilometer. 

Perlu diketahui bersama, zona sumber gempa kerak dangkal ini di Jawa Barat cukup banyak, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar CItarik, Sesar Cipamingkis, Sesar Lembang, dan Sesar Cirata, 

Gempa kerak dangkal yang bertipe sesar geser, dapat terobservasi efek direktivitas yang dominan, dimana lokasi yang berada di arah tujuan gerak rekahan gempa akan mendapatkan efek yang lebih merusak. 

Pada banyak kasus, gempa dengan mekanisme geser dapat bergerak sangat cepat, mendekati atau melampaui kemampuan kecepatan geser batuan, yang lazim disebut dengan istilah supershear earthquake.

Gempa kerak dangkal yang merupakan bagian dari gempa dalam lempeng (intraplate) umumnya dihasilkan dari proses rekahan pada area yang relatif lebih sempit. Proses rekahan ini menghasilkan gempa dengan penurunan tegangan (stress drop) yang tinggi sehingga dapat meradiasikan gelombang seismik frekuensi tinggi yang bersifat destruktif.

Karakter gempa kerak dangkal dengan frekuensi tinggi ini akan banyak menimbulkan kerusakan karena guncangan tanah yang dibangkitkan sangat kuat. Maka, t idak heran jika gempa Cianjur dengan kedalaman dangkal ini kaya akan frekuensi tinggi sehingga menimbulkan guncangan yang besar, hingga menciptakan kerusakan yang parah.

Kondisi ini akan diperparah jika wilayah yang dilanda gempa tersusun oleh tanah lunak dan tebal sehingga terjadi resonansi gelombang seismik yang berujung pada terjadinya amplifikasi atau penguatan guncangan gempa.

Gempa kerak dangkal juga sangat berpotensi menimbulkan rekahan permukaan (surface rupture) sehingga bisa lebih merusak bangunan di jalur sesar. Bangunan apa pun yang dibangun di atas jalur sesar aktif akan mengalami kerusakan saat sesar mengalami pergeseran.

Gempa kerak dangkal umumnya diikuti serangkaian gempa susulan yang cukup banyak karena lapisan kerak dangkal batuannya relatif heterogen dan tergolong rapuh (brittle). Batuan semacam ini jika mengalami deformasi atau patahan dapat memproduksi serangkaian gempa susulan.

Sumber gempa kerak dangkal memang tidak sepopuler sumber gempa megathrust yang sering disebut-sebut para ahli dan masyarakat kita, tetapi gempa kerak dangkal yang berpusat di darat ini terbukti lebih sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa. (MA)

Sumber : Daryono BMKG – KOMPAS.COM