Gempa Dahsyat di Indonesia Sepanjang Abad 20

Indonesia berada di wilayah rawan bencana gempa karena terletak di tengah-tengah Cincin Api Pasifik, di antara tiga pertemuan Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Maka tidak heran jika sering terjadi gempa. Bahkan dalam kurun waktu sepanjang abad 20 (1900-2000) setidaknya sepuluh kali gempa dahsyat berkekuatan di atas M 7,8 di sekujur wilayah Indonesia. 

Penasaran seperti apa gempa-gempa dahsyat yang terjadi di Indonesia? Scroll sampai bawah!

Gempa Pulau Batu Nias (28 Desember 1935)

Gempa tektonik pertama yang tercatat di Sumatera pada abad 20 terjadi di Pulau-Pulau Batu yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Saat itu, guncangan masih mencapai M 7,7 dan memicu tsunami kecil. 

Menurut National Geophysical Data Center (NGDC) gempa ini juga merusak jaringan telepon dan rumah-rumah sampai ke Kepulauan Tanahbala, Sigata, Sibolga, dan kota Padang. Korbannya hanya dua orang luka-luka karena tertimpa reruntuhan rumah. 

Gempa Laut Banda (1 Februari 1938)

United States Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi Amerika Serikat mencatat gempa berkekuatan M 8,4 berada di kedalaman 35 kilometer di Laut Banda. Tsunami kecil menerjang Pulau Banda dan Pulau Kai. Getarannya terasa sampai Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, Jakarta dan Darwin, Australia. 

Gempa Cilacap (23 Juli 1943)

Gempa berkekuatan M 8,1 melanda pesisir selatan Pulau Jawa dari CIlacap, Garut, Yogyakarta sampai Solo. Dalam Bencana Alam dan Bencana Anthropogenem Sukandarrumidi mencatat 213 korban tewas, 2.096 terluka, dan 2.800 bangunan roboh di berbagai wilayah tersebut. 

Gempa Laut Seram (24 Januari 1965)

Gempa berkekuatan M 8,2 terjadi sekitar pukul 00.11 dini mengguncang Kepulauan Sanana, Maluku Utara. Gempa ini akibat subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik di Laut Seram. Data USGS menyebut 71 orang di kepulauan itu tewas akibat terjangan tsunami. 

Gempa Bima (19 Agustus 1977)

Lapiran NGDC, gempa berkekuatan M 8,3 mengguncang Bima, Nusa Tenggara Barat dan Pulau Sumbawa dan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Gempa yang disusul tsunami setinggi 5,8 meter ini menewaskan 185 orang dan 1.100 lainnya terluka. 

Gempa Flores (12 Desember 1992)

Menjelang pergantian tahun, Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur digoyang gempa dengan M 7,8 di kedalaman 27,7 kilometer. Bencana ini pun menimbulkan tsunami setinggi 25 meter ke sepanjang 300 meter pesisir Pulau Flores. USGS mencatat kerusakan yang juga berefek sampai ke Pulau Sumba dan Alor menimbulkan 2.500 korban tewas dan 500 terluka.  (MA)

Sumber : Historia.id