Siapa bilang kalau anak dan pemuda tidak bisa berkontribusi dalam kebencanaan. Nyatanya, kini para anak dan pemuda banyak yang sudah turut sadar akan bencana. Sebagai buktinya, para anak dan pemuda turut anitusiaas dalam penyelenggaraan GPDRR 2022 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia pada 23-28 Mei.
Bukan hanya itu, kegiatan Audiensi Perwakilan Anak dan Pemuda Indonesia untuk GPDRR 2022 juga merupakan salah satu wujud kontribusi untuk kebencanaan. Ada pula gagasan utama pada audiensi ini adalah “partisipasi inklusif untuk resiliensi berkelanjutan”.
Kemarin (9/5/22), telah dibacakan pernyataan yang sudah disusun Perwakilan Anak dan Pemuda Indonesia. Pernyataan tersebut berisi pengalaman 6 komitmen proaktif meningkatkan resiliensi terhadap bencana dan 8 rekomendasi kepada pemerintah, institusi, serta sektor swasta yang terlibat dalam bidang kebencanaan untuk meningkatkan aksi nyata kebencanaan.
Pasca menyimak pernyataan tersebut, Dr. Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB menyampaikan bahwa pernyataan yang disampaikan Delegasi Anak dan Pemuda Indonesia dapat menjadi bagian Kertas Posisi dan dokumen ini menjadi lampiran untuk Kertas Posisi Indonesia. Selain itu, BNPB juga BAPPENAS sependapat bawah pernyataan tersebut akan dibawa ke GPDRR.
Bentuk komitmen yang digagas oleh Perwakilan Anak dan Pemuda Indonesia pada audiensi ini yaitu:
K1. Meningkatkan kapasitas pengetahuan dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, ilmu rekayasa, teknologi, inovasi dan seni (Science, Engineering, Technology, Engineering, and Art — SETIA) serta melakukan penyebaran informasi kepada seluruh elemen masyarakat.
K2. Mendukung pemerintah sebagai garis depan inisiator komunikasi PRB melalui media digital dan media kreatif lainnya yang menjadi bagian dari kehidupan generasi milenial. Melalui media tersebut, kami dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran bersama untuk mencapai kesiapsiagaan dan resiliensi bencana.
K3. Melakukan perubahan gaya hidup yang mendukung kelestarian lingkungan dengan gerakan sederhana sebagai wujud mitigasi bencana di masa depan.
K4. Menciptakan sinergi antar organisasi anak dan pemuda dengan berkontribusi dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pencapaian SFDRR 2030.
K5. Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana sesuai kapasitas dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan dan respon darurat. Anak dan pemuda berkomitmen sebagai katalisator dalam perwujudan resiliensi bencana.
K6. Melakukan advokasi dan terlibat aktif dalam proses pengambilan kebijakan kebencanaan yang bersifat inklusif. Anak dan pemuda turut mengawasi penerapan regulasi tentang perlindungan kelompok beresiko sebelum, selama, dan sesudah bencana.
Guna memperkuat komitmen, Anak dan Pemuda Indonesia mengusung 8 rekomendasi terhadap pemerintah dan sektor lainnya untuk:
R1. Menjamin perlindungan berisiko sebagai prioritas dalam pembuatan regulasi.
R2. Memastikan semua anak dan pemuda mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi dan pengetahuan dengan memaksimalkan pemerataan sumber informasi hingga wilayah 3T melalui kegiatan sosialisasi, simulasi, serta kurikulum sekolah, dengan penyesuaian kerawanan bencana di setiap daerah.
R3. Menyediakan ruang inklusif bagi seluruh anak dan pemuda agar terlibat dan bebas berpendapat. Kesetaraan suara bagi berisiko yaitu anak-anak dari keluarga miskin, lansia, penyandang disabilitas, harus dipastikan tanpa memandang usia, jenis kelamin, budaya, agama, dan etnis.
R4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur komunitas sesuai standar kebencanaan agar tercapainya fasilitas aman. Pemerintah berusaha mengembalikan hak-hak anak dan pemuda meliputi perlindungan, tempat tinggal, pendidikan serta rehabilitasi psikologis bagi yang terpapar bencana.
R5. Meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, antargenerasi, dengan anak dan pemuda sebagai mitra utama dalam upaya mitigasi, adaptasi, dan rehabilitasi.
R6. Mengenali mekanisme yang efektif dalam integrasi isu kebencanaan kepada pilar masyarakat pedesaan (kearifan lokal) dan perkotaan serta akses program yang merata hingga daerah 3T.
R7. Meningkatkan peluang dan investasi pada pengembangan kapasitas anak dan pemuda dengan memperluas beasiswa, hibah, dana abadi, mobilisasi secara regional, nasional hingga internasional Penyediaan dukungan teknis untuk meningkatkan akses pendanaan sebagai katalis inisiatif aksi pengurangan risiko bencana dengan memanfaatkan inovasi, kreatifitas, dan jiwa wirausaha.
R8. Mengikutsertakan anak dan pemuda dalam pengambilan kebijakan dengan mempertimbangkan pengalaman, komitmen, dan rekomendasi.
Dalam pernyataan tersebut, yang bisa digaris bawahi adalah “Aksi Pengurangan Risiko Bencana dimulai dengan perilaku perubahan gaya hidup”. Anak dan Pemuda menegaskan bahwa PRB bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam sekali beres, tetapi perlu menjadi pola hidup yang dilakukan secara keberlanjutan. Tidak sampai di situ, mereka juga berharap adanya kolaborasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai SFDRR 2030.
Ada sebanyak 44 partisipan turut hadir pada acara tersebut, termasuk perwakilan pemerintah dari BNPB, Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Acara ini juga dihadiri pendamping dari koalisi organisasi, dan 15 Perwakilan Anak dan Pemuda Indonesia. Organisasi yang tergabung diantaranya U-INSPIRE Indonesia, Wahana Visi Indonesia (WVI), Save the Children Indonesia SCID), Yayasan Plan Internasional Indonesia (YPPI), Predikt, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Unicef.
Pada akhir sesi, perwakilan Anak dan Pemuda Pemerintah Indonesia yang terlibat dalam penyusunan pernyataan di atas mengusulkan untuk mengubah status dari menjadi Delegasi Anak dan Pemuda Pemerintah Indonesia.
Pada kesempatan ini, U-INSPIRE Indonesia mendelegasikan Gusti Prabawa, Nanda Khairunnisa, dan Basitha Septia Wibowo untuk terlibat aktif dalam forum ini dan kegiatan menuju GPDRR lainnya. Sebagai kelanjutan dari acara di atas, Perwakilan anak dan pemuda Indonesia akan menjadi wakil Indonesia dalam Stakeholder forum Constituency Session CHILDREN & YOUTH bersama perwakilan anak dan pemuda dari negara lain.
Sumber : U-Inspire