Forum Diskusi Perempuan PB Indonesia : Wadah Perempuan Indonesia dalam Pengurangan Risiko Bencana

Di balik kejadian bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 5 Desember 2021 lalu, di Desa Supit Urang, Lumajang, ada dua cerita yang datang dari seorang ‘wanita’.

Cerita pertama datang dari seorang ibu yang sedang memeluk balitanya, tetapi saat dievakuasi ditemukan sudah lepas dari nyawanya. Selain itu, di Desa Curah Kobokan, Lumajang, seorang perempuan juga mempertaruhkan nyawanya, sebab menemani orang tuanya yang lansia, hingga keduanya tertimpa puing rumah yang runtuh.

Dari kedua kejadian tersebut mengingatkan bahwa mendiang B.Wisnu Widjaja berulang kali mengutip penelitian dari Peterson K. pada tahun 2007, bahwa perempuan dan anak-anak berisiko meninggal 14 kali lebih besar dari pria dewasa. Kasus lain yang diteliti oleh Ikeda tahun 1995, pada kejadian bencana, seperti Cyclone di Bangladesh (1991), total korban sebanyak 14.000 memiliki rasio 90% bergender perempuan. Begitu pula pada kejadian Badai Katrina, US, sebagian besar korban adalah ibu-ibu Afro-American beserta anak-anaknya.

Dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa tingkat kerentanan perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki dewasa. Oleh karena itu perlunya memperkuat kapasitas, kemampuan, dan pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana bagi kaum perempuan. Sebab dengan begitu, secara natural mereka akan mampu menularkan kemampuan dan pengetahuannya tersebut kepada anak-anak, anggota keluarga lain, dan masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang mampu menjadi akar budaya sadar bencana, sehingga bisa meminimalisir jumlah korban bencana selanjutnya.

Namun, terlepas dari kejadian saat terjadi bencana, patut berbangga atas salah satu capaian perempuan Indonesia dalam kancah Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di tingkat global. United Nation for Disaster Risk Reduction (UNDRR) menganugerahkan The Rising Star Award Women’s pada kontes International Network for Disaster Risk Reduction (WIN DRR) Leadership Awards 2021 kepada Dr. Nuraini Rahma Hanifa.

Dr. Nuraini Rahma Hanifa adalah satu bintang yang terpilih dari 152 perempuan bintang lainnya yang berkiprah dalam bidang pengurangan risiko bencana (PRB) yang tersebar di 22 negara, yang dinominasikan oleh U-Inspire Indonesia dan beberapa negara lainnya yang merupakan wadah bagi pemuda dan profesional muda pada bidang sains, rekayasa, teknologi, dan inovasi untuk PRB.

Penghargaan tersebut kemudian melahirkan niat untuk menularkan semangat dan kebanggan, membuka ruang kolaborasi baru, memperkuat kapasitas, terutama memberikan panggung yang lebih luas bagi karya-karya perempuan Indonesia dalam bidang pengurangan bencana di Indonesia.

Momentum ini dimanfaatkan untuk melanjutkan semangat yang telah mulai menyala sejak inisiasi gerakan Srikandi Siaga Bencana dan berbagai inisiatif lainnya yang berupaya memperkuat peran perempuan dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana.

Sementara itu, perkumpulan yang diadakan pada hari Sabtu, 11 Desember 2021 lalu yang diadakan Forum Diskusi Perempuan PB Indonesia memiliki beberapa tujuan, yaitu…

  • Memberikan wadah untuk perempuan saling berbagi dan mendukung, khususnya dalam pengetahuan & kapasitas di bidang PB dan PRB
  • Database perempuan di Indonesia yang bergerak di kebencanaan
  • Research-Based Advokasi
  • Memberikan kesempatan untuk memperkuat kapasitas perempuan untuk memiliki eksposur di tingkat global melalui kanal WIN-DRR, dan kanal lainnya
  • Mengangkat inisiatif perempuan lokal/ grassroot dalam bidang PB dan PRB ke ranah internasional
  • Wadah diskusi permasalahan-permasalah perempuan dan mencari solusi bersama

Wadah ini diharapkan mampu mengumpulkan, menggandeng, merangkul, dan kemudian memperluas gaung suara para perempuan Indonesia bahkan dunia, untuk menjadi lebih baik.

Forum Diskusi Perempuan PB Indonesia masih memerlukan banyak gagasan dan sudut pandang, terutama dari para perempuan yang memiliki keahlian, keterampilan, inisiatif, dan praktik-praktik dalam bidang penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana. Terlebih, materi dan upaya pembelaan yang selama ini dilakukan masih terpisah-pisah. Padahal, Indonesia memiliki sangat banyak kiprah perempuan dengan perspektif, pemahaman, dan praktik-praktik yang unik dalam bidang penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana pada tingkat lokal, nasional, maupun global. (MA)