Gunung Tangkuban Parahu

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu Tidak Membawa Dampak Sesar Lembang Kok!

Hoy urang Bandung dan sekitarnya! Jangan khawatir tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat terjadi pada Jumat lalu (16/7), ya! Karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan kalau hal tersebut tidak membawa dampak adanya aktivitas dari Sesar Lembang nih.

Gempa tektonik lazimnya disebabkan oleh interaksi antarlempeng tektonik atau aktivitas sesar aktif, bukan karena erupsi freatik gunung api,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu (28/7/2019), seperti dilansir dari Kompas.com.

Hal ini menjadi banyak pertanyaan dari masyarakat dan media kepada BMKG, apakah meletusnya Gunung Tangkuban Parahu bisa menimbulkan dampak pada gempa tektonik Sesar Lembang. Ini pun sudah terjawab, Daryono menjelaskan letusan freatik adalah letusan yang tekanannya berasal dari pemanasan air tanah di bawah dasar kawah.

Pemanasan yang terus-menerus berlangsung di dasar kawah akan meningkatkan terbentuknya tekanan uap air, kemudian keluar ke permukaan. Letusan freatik ini adalah fenomena lokal, sementara jarak antara Gunung Tangkuban Parahu dengan Sesar Lembang sejauh 6.96 kilometer. Sehingga letusan ini tidak akan mempengaruhi kondisi tektonik Sesar Lembang.

Dari tadi ngomongin letusan freatik ya, tapi ada yang tahu nggak sih apa artinya? Ngga ada yang tahu? Nih SiagaBencana.com kasih tahu ya, jadi letusan freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma.

Baca juga : SESAR LEMBANG TIDAK MEMBUNUH

Lanjut ke pembahasan ya! BMKG pun menghimbau agar masyarakat Subang, Lembang, Bandung, dan sekitarnya tidak perlu cemas dan takut akan hal itu. Sebab BMKG akan terus memantau aktivitasnya selama 24 jam selama tujuh hari terus menerus. Juga, BMKG akan langsung menginformasikan kepada masyarakat jika ada peningkatan aktivitas kegempaan Sesar Lembang.

Agar lebih akurat dalam memantau aktivitas sesar aktif di Provinsi Jawa Barat, BMKG akan menempatkan jaringan sensor gempa dengan memasang 22 sensor gempa di Indonesia, karena potensinya yang cukup signifikan dan berdekatan dengan kota besar dan pemukiman padat penduduk.

Dampak dari letusan selain hujan abu ini, selain itu juga menciptakan rasa khawatir yang dirasakan oleh masyarakat Subang, Lembang, dan Bandung, serta terganggunya aktivitas objek pariwisata. (MA)

Sumber : Kompas.com