Ekspedisi Gempabumi Purba

Hallo Disasterizen! Ternyata gempabumi sudah ada lho sejak dahulu kala. Percaya tidak? Mau tahu lebih lanjut? Yuk simak penelitian dari Mudrik Rahman Daryono!

Bandung

Mudrik Rahmawan Daryono dari Pusat Penelitian Geologi LIPI, menemukan dua kejadian gempabumi tua yaitu terjadi pada abad ke-15 dan 60 Sebelum Masehi. Penelitian ini ditemukan dari hasil uji puritan di Batu Lonceng, Lembang dan di Desa Panyairan Danau, Cihideung.

Gempabumi pada 60 SM ini adalah bukti jelas dan tidak terbantahkan tentang keaktifan Sesar Lembang, lho! Sesar Lembang berhasil diidentifikasikan sepanjang 29 Kilometer. Wow jauh ya! Sesar Lembang ini juga memiliki kemampuan menghasilkan gempabumi dengan besaran M 6.5 hingga 7.

Palu

Lalu, Mudrik dengan berbekal citra IFSAR (Interferometric Synthetic Apaeture Radar) atau peta citra satelit eceran, serta citra SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) 90 meter berhasil menemukan pergeseran sungai yang kentara jelas di Sungai Muara Saluki, Palu.

Selanjutnya, Mudrik melakukan penelitian kembali selama 17 hari dengan teknisi (Sukoco dan Nandang Supriantna) dan mahasiswa S1 (Jessica Candra), yang akhirnya berhasil menemukan pergeseran mendatar mengkiri 5.5 meter dan vertikal 1.5 meter.

Kemudian, hasil uji puritan terlihat jelas 6 jejak gempabumi tua. Berdasarkan jumlah sample uji AMS karbon dating akhirnya dapat diketahui bahwa gempa terakhir adalah kejadian tahun 1909 yang sesuai juga dengan buku Abendanon (1917) yang merupakan saksi kejadian gempa di tahun 1907 dan tahun 1909. Nah, pada tahun 2012 silam terjadi gempabumi M 6 di Danau Lindu, Sulawesi Tengah. Kejadian gempabumi saat tahun 2012 tersebut sangat identik dengan kejadian gempabumi 1907 (disusul dengan  gempabumi yang lebih besar pada tahun 1909).

Mudrik menjelaskan, karakteristik gempabumi di Sesar Palukoro ini, bahwa jika kebiasaan Sesar Utama bergerak didahului oleh gempabumi dari sesar minor yang tegak lurus, jika benar maka dua tahun setelah 2012 yaitu di tahun 2014 terjadi gempabumi lagi. Namun, pada 2014 tidak terjadi gempabumi melainkan terjadi pada 2018 dengan kekuatan M 7,4.

Hal ini tidak disangka sebelumnya oleh Mudrik, karena lokasi sumber gempabumi berada di utara Segmen Palu. Setelah data dari pergerakan deformasi di darat akhirnya jelas terlihat bahwa gempabumi ini juga telah menggerakkan Segemen Saluki (lokasi dimana Mudrik menemukan bukti kejadian gempabumi 1909). Juga, ia tidak menduga kekuatannya akan sebesar ini.

Disasterizen gempabumi ternyata memang ada sudah sejak dulu dan bisa terulang kembali entah kapan. Penting untuk kita mengetahui mengingat kembali gempabumi yang pernah terjadi dan selalu bersiap siaga ya! Jangan lupakan sejarah ya! Yuk siaga!

Sumber: Ekspedisi Palu-Koro