Cuma Modal Garpu, Tapi Bisa Mencegah Banjir!

Banjir belakangan ini telah terjadi di beberapa wilayah, khsusnys Jalarta. Banjir tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga merenggut nyawa seseorang. Resah akan datangnya banjir yang kerap kali terjadi, Munadi, salah satu warga Gang Beringin RT 001/001 Kauman, Batang berusaha mengangkat endapan sampah sungai dengan sebilah bambu yang diikat dengan garpu rumput. 

Kegiatan menjaga lingkungan sungai sudah ia lakukan sejak 2019 silam, yaitu setelah kebajian banjir yang masuk ke rumahnya hingga setinggi lutut selama tiga hari karena hujan deras selama 3 hari. 

Sungai yang berada dekat dengan rumah Munadi merupakan salah satu anak sungai Sambong. Panjang sungai tersebut kurang lebih 30 meter dengan lebar sekitar 6 meter. Jarak sungai dengan rumahnya kurang lebih 20 meter. Ia melakukan kegiatan tersebut dengan garpu ‘ajaib’-nya pada sore hari setelah pulang kerja. 

“Saya menggunakan garpu rumput yang diikat dengan bambu karena lebih mudah mengangkat sampah yang mengendap di dasar sungai, dari tengah sungai Saya seret endapannya ke pinggiran. Lalu Saya angkat ke atas, ke pinggir sungai,” utas Munadi.

Berat garpu rumput dan sebilah bambu kurang lebih 4 kg dan bisa mencapai 6 kg saat menarik sampah dari dasar sungai tergantung jenis sampah yang ikut tertarik dengan panjang bambu kurang lebih 3 meter. Munadi melakukan hal tersebut memiliki tujuan yang mulia, yaitu memperdalam sungai, meninggikan pinggiran sungai, dan mencegah banjir.  Bahkan, ia rela hujan-hujanan untuk mengangkat sampah dan lumpur hingga terkena diare. 

Munadi menjelaskan bahwa sampah yang terbawa arus sungai ada banyak, seperti ban dalam truk, popok bayi, kayu, dedaunan, botol plastik, boneka, kresek, dan lain seagainya.

Siapa sangka, lumpur sungai sangat subur dan bagus untuk tanaman, terkadang beliau menyebarnya ke tanaman-tanaman seperti pohon pisang dan sengon miliknya. Setelah beberapa hari didiamkan bekas lumpur tersebut akan muncul cacing. Hal ini dikarenakan sungai dekat rumahnya tidak terlalu tercemar karena masih dapat ditemui ikan-ikan, kerang, dan lain sebagainya. 

Setelah itu, ia setiap malam mengangkut seember penuh bekas robohan tembok pengadilan untuk meninggikan pinggiran sungai pada pertengahan tahun 2019. Robohan tersebut hanya dibuang secara percuma di dekat sungai setelah renovasi Gedung pengadilan selesai. 

Kedalaman sungai sebelum beliau mengangkat sampah kurang lebih 2 meter dan setelahnya menjadi 2,5 meter. Beliau berhasil meninggikan pinggiran sungai hingga setengah meter. Kemudian di awal bulan Februari 2021 kemarin, sungai tersebut diperbaiki oleh Pemerintah Batang berupa pengecatan kembali, peninggian tembok penahan sungai, memperdalam sungai, dan memperbaiki tembok penahan yang rusak selama 7 hari. 

Akibat kerja kerasnya bersama warga lain, ia kini dapat bernapas lega saat hujan turun. Namun, usaha tersebut tetap ia lakukan dan mencegah orang membuang sampah sembarangan ke sungai. 

Sumber : Kompasiana