Disasterizen, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan yang sangat unik tapi sekaligus bisa menyelamatkan kita ancaman bencana yang menerjang. Salah satu contohnya adalah kebiasaan unik masyarakat Mentawai, Sumatera Barat. Kebiasaan masyarakat Mentawai ternyata membawa keberkahan tersendiri, jika suatu saat terjadi ancaman bencana gempabumi dan tsunami. Seperti apa saja ya kebiasaan mereka?
Baca juga : ‘WILAH’ SI SOBAT SAMPAH
Budaya Lokal Mentawai yang Menyelamatkan
- Tinggal Berdekatan
Kebanyakan masyarakat di Mentawai tinggal berdekatan dengan keluarga besarnya (1 blok) dan kebiasaan masyarakatnya adalah berladang, bahkan ada yang sampai menginap. Dari kebiasaan ini, memudahkan evakuasi apabila terjadi bencana, anak–anaknya dapat terselamatkan oleh keluarga besar lainnya yang masih 1 blok.
- Mendengar Musik Dari Alat Elektronik
Kebiasaan lain dari orang Mentawai adalah suka mendengarkan musik melalui alat elektronik. Hal ini malah mempermudah pemberitahuan jika terjadi ancaman bencana. Hal tersebut juga dinilai lebih mudah, meskipun tidak semua orang memiliki radio, setidaknya dari 1 blok rumah ada yang memiliki radio. Jadi masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan informasi dan bisa segera langsung evakuasi mandiri.
- Naik Ke Batang Pisang
Leluhur orang Mentawai (di Desa Simalegi) mengajarkan apabila terjadi gempabumi, segera lari/naik ke batang pisang. Sebab jika kita benturan dengan batang pisang tidak terlalu sakit dan akan mengambang apabila terjadi tsunami.
- Kesadaran Bencana
“Masyarakat Mentawai menganggap bahwa kejadian gempabumi merupakan suatu berkah, karena pasca gempabumi ikan akan berlimpah datang dan buah-buahan akan panen“ tutur Pak Bupati. “Sebelum terjadi tsunami Mentawai 2010, gempabumi bukanlah hal yang ditakutkan oleh masyarakat di Desa Simalegi. Bahkan setelah terjadi tsunami Aceh pun masyarakat juga tidak takut terhadap gempabumi” Pak Moerdani melanjutkan.
Sebenarnya, di Betaet pernah terjadi ombak besar dan ada orang hanyut, namun itu terjadi bukan karena gempabumi. Sehingga, masyarakat belum mengerti akan gempabumi yang dapat mendatangkan tsunami. Masyarakat mulai takut saat terjadi tsunami di Sikakap, Mentawai pada tahun 2010.
Tapi setelah tsunami menerjang Sikakap, apabila terjadi gempabumi sebagian masyarakat langsung evakuasi, meskipun belum ada tempat yang ditetapkan sebagai posko evakuasi. Tidak hanya itu, diadakan sosialisasi oleh ASB pada sekitar tahun 2012 yang membawa tema ‘Penyelamatan dari Gempabumi dan Tsunami’. Semenjak saat itu, keyakinan masyarakat akan ‘tidak takut gempabumi’ mulai pudar dan masyarakat makin melek akan bencana. (MA)
Sumber : Buku Menari Bersama Bumi