Tsunami bukan terjadi hanya pada tahun 2000-an saja di Indonesia, Sobat Disasterizen. Nyatanya tsunami sudah terjadi di masa lampau, yang mana banyak orang zaman dahulu tidak mengetahui kalau ternyata itu adalah tsunami. Salah satunya tsunami terjadi di Flores pada 1992.
Pada saat 12 Desember 1992, Flores, Nusa Tenggara Timur terjadi gempabumi yang memakan korban sekitar 2.000 orang meninggal dunia dan mengalami kerugian harta benda yang cukup besar.
Gempa yang terjadi saat itu berkekuatan M 6,8 yang pusatnya di sebelah utara Maumere (122 ,1°BT dan 8° 7’LS). Gempa tersebut menimbulkan tsunami di sepanjang pantai utara Pulau Flores termasuk pulau-pulaunya, mulai dari sekitar Tanjung Palaboko (bagian barat) sampai Tanjung Bunga (bagian timur).
Bukan hanya terjadi gempabumi dan tsunami saja! Ternyata telah terjadi pula amblesan tanah di dua lokasi sekitar Teluk Hading (Larantuka) dengan panjang 1-1,2 km, lebar 100-150 m, dan tinggi 25-40 m.
Eits, belom sampai di situ saja! Terjadi juga longsor pada gempa Flores 1992. Longsoran ini disebabkan oleh kondisi tanah/batuan yang terjal. Lokasi longsoran tepatnya berada pada jalan menuju Ende antara Hepang-Lekebai-Koting sepanjang 17 km pada sekitar 20 lokasi, dengan lebar 20-70 m, panjang 10-40 m, kemiringan lereng 30°- 70°. Untuk lokasi lainnya, terdapat di jalan antara Maumere-Hepang-Lela-Sika-Wukur sepanjang 29 km pada 17 lokasi, dengan lebar 30-100 m, panjang 10-50 m, dan kemiringan lereng 30°-60°. Kemudian di arah barat, sebelum desa Mange Panda, jalan terputus total karena jembatannya rusak berat. Lokasi runtuhan batu ini berada di sepanjang jalan antara Maumere Wolomarang-Mangepanda pada km 22,200 – 22,300, dan jalan antara Maumere-Konga-Larantuka pada km 50-57.
Ternyata pada saat itu bencana yang datang dan menyapu bersih Pulau di Flores sangat beragam, sama halnya dengan kejadian di Palu. Yang membedakan dari keduanya adalah tidak adanya longosran di Palu pada 2018 lalu. Dari kejadian ini kita bisa belajar banyak. Misalnya saja seperti yang di bawah ini!
Baca juga : INAMURA NO HI : MENYELAMATKAN MASYARAKAT DARI TSUNAMI
Catatan Pembelajaran
Pertama, untuk menghindari risiko akibat ancaman bencana yang terjadi. Maka sudah seharusnya masyarakat memahami ancaman bencana itu sendiri seperti apa. Misalnya aja proses terjadinya, tanda-tandanya, cara kesiapsiagaannya dan lain sebagainya. Nah, untuk informasi semua itu, bisa kamu baca di artikel yang satu ini!
Kedua, salah satu penyebab terjadi banyaknya korban adalah akibat runtuhnya bangunan. Maka perlu konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa. Atau bisa saja dengan melestarikan kearifan lokal setempat yang dapat digali kembali dan dikembangkan. Contohnya pada artikel satu ini!
Ketiga, penanggulangan dampak longsor bisa dengan tidak membuat rumah di daerah yang berpotensi longsoran. Untuk penduduk yang bermukim di daerah potensi longsor, agar pindah ke daerah lain yang lebih aman. Retakan yang terjadi akibat gempa, segera ditutup dengan tanah liat untuk menghindari masuknya air yang dapat menimbulkan longsoran.
Mulai dari sekarang mari kita mengenal bencana! Fellas! (MA)
Sumber : ESDM