Di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini seluruh sektor menjadi terhambat, salah satunya pada sektor pendidikan. Satuan pendidikan di seluruh dunia, khususnya Indonesia memaksa harus melakukan pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut membuat tenaga pendidik kesulitan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, penyederhanaan kurikulum adalah salah satu yang dapat dilakukan untuk mempermudah proses saat melaksanakan pelajaran jarak jauh.
Lembaga pendamping mememfasilitasi sekolah untuk melakukan modifikasi kurikulum yang ada menjadi kurikulum khusus dan sesuai dengan konteks lokal. Adanya perubahan kurikulum dilakukan dengan berbagai mempertimbangkan, seperti kemampuan orang tua, ketrampilan dasar hidup dan berbasis kearifan lokal.
Selain itu juga diadakan pelatihan guru, perubahan kurikulum khusus, uji coba di beberapa wilayah, pengawasan dan evaluasi. Pelatihan guru di masa pandemi seperti saat ini dilaksanakan secara online dan pemberian tugas offline.
Bukan hanya penyederhanaan kurikulum dan pelatihan untuk guru, para tenaga pendidik pun juga harus berkreasi dan inovasi dalam proses pembelajaran jarak jauh. Salah satunya yang dilakukan oleh Sekolah Luar Biasa Ulaka Penca, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Tita Novita dalam webinar Praktik Baik penerapan Kurikulum Khusus pada Satuan Pendidikan yang dilakukan pada Kamis (15/10), mengatakan Sekolah Luar Biasa (SLB) Ulaka Penca melakukan perencanaan program sekolah, komite sekolah, dan kolaborasi guru dengan orang tua siswa. SLB Ulaka Penca melakukan pembelajaran jarak jauh dengan belajar via google meet atau zoom meeting. Lalu akan diberikan reward atau hadiah berupa e-sertifikat dan isi ulang pulsa.
Namun, program tersebut tidak berjalan secara mulus. SLB Ulaka Penca juga memiliki tantangan yang hampir sama dengan sekolah-sekolah lainnya. Misalnya saja, keterbatasan kepemilikan gadget peserta didik, pemenuhan quota dari orang tua peserta didik, dan pengetahuan teknologi dari guru, siswa, serta orang tua siswa.
Dalam menyiasati masalah tersebut, SLB Ulaka Penca melakukan home visit kepada peserta didik yang memiliki gangguan dalam melakukan proses belajar dari rumah. Sekolah telah mengupayakan penambahan quota dari dana bos. Kepala sekolah dan guru juga mengadakan waktu belajar untuk pedalaman materi dan penguasaan IT (informasi teknologi) kepada guru, seperti pengenalan dan pengoperasian fitur aplikasi. Selain itu juga melakukan sosialisasi penguasaan fitur aplikasi kepada orang tua oleh guru. (MA)