Hari ini adalah Hari Kesadaran Tsunami atau Tsunami Awareness Day (5 November), Disasterizen! Sebagai wujud memperingatinya, SiagaBencana.com memberikan informasi yang eksklusif untuk kamu tentang kesadaran bencana tsunami dari Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Seperti apa ya….
Baca juga : TRADISI MENANAM 111 POHON MASYARAKAT INDIA
Kesiapsiagaan Tsunami Masyarakat Mentawai
Desa Simalegi terletak di Pesisir Pantai Barat Pulau Siberut yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia atau lautan lepas. Desa Simalegi terletak di 0’55’00’- 1’34’12’15 Lintang Utara, 98”35’00” – 98”59’24” Bujur Timur, dengan luas wilayah 75,750 HA dan berbatasan dengan :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojakan Kec. Siberut Utara
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sigapokna Kec. Siberut Barat
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Simatalu Kec. Siberut Barat
Menurut para ilmuwan, Desa Simalegi berada pada titik/zona merah yang merupakan wilayah terancam oleh bencana tsunami. Desa Simalegi yang berpenduduk kurang lebih 23.397 jiwa di 9 dusun, dalam hal ini telah mendapatkan pelatihan penyelamatan diri dari ancaman bencana, khususnya gempabumi dan tsunami. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh ASB selama kurang lebih 20 bulan.
Desa Simalegi juga telah memiliki kelompok siaga bencana yang disebut Tim PB (Tim Penanggulangan Bencana). Tim tersebut telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan tentang sistem komunikasi, pertolongan pertama gawat darurat, dapur umum, pendataan cepat evakuasi dan SAR.
Selain tim penanggulangan bencana tingkat dusun atau desa, di tingkat kecamatan juga terdapat TAGANA (Taruna Siaga Bencana) dan satgas. Semua Tim PB tersebut telah berkolaborasi dengan baik dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana di Desa Simalegi, untuk TAGANA dan SATGAS pelatihan selalu di dapatkan secara berkala minimal 1 kali 1 tahun yang diselenggarakan oleh BPBD Mentawai.
Pelatihan/penyuluhan sistem penyelamatan diri dari ancaman bencana, dilaksanakan oleh Tim Penyuluh yang dipilih dari anggota Tim PB Dusun. Tim Penyuluh atau yang disebut MT (Master-Trainer). MT ini melatih perwakilan keluarga, baik secara berkelompok maupun dengan sistem dari pintu ke pintu. MT juga melatih para guru dan pegawai-pegawai di perkantoran dan puskesmas.
Semuanya dilatih bagaimana cara yang tepat untuk melakukan penyelamatan diri dari gempabumi dan cara evakuasi termasuk langkah-langkah penyelamatam terhadap penyandang disabilitas. Desa Simalegi telah melakukan simulasi massal yang di ikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dan sekolah (SD – SMP – SMA) pada tahun 2015 lalu. Dari hasi simulasi tersebut, tercatat bahwa masyarakat dapat mencapai titik TES dengan durasi 7 hingga 12 menit.
Dengan kesadaran dari masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana besar di wilayah mereka sangat tinggi. Semoga dengan kesadaran terhadap ancaman bencana ini, korban yang terjadi bisa berkurang.
Nah, inilah yang perlu kita contoh dan terapkan dalam lingkungan kita Disasterizen. Meskipun wilayah rumahmu tidak terdapat di zona ancaman bencana sekalipun, tetap penting untuk kamu siaga dan sadar akan ancaman bencana. Yuk mulai! (MA)
Sumber : Buku Menari Bersama Bumi