lokakarya

Buntutin Lokakarya “Kesadaran Nasional Peduli Gempabumi dan Gunung Api di Indonesia “ Yuk!

Indonesia ini negara kepulauan yang terletak pada kawasan cincin api pasifik, jadi nggak heran deh kalau Indonesia yang memborong semua bencana alam. Makanya Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung kesadaran gempabumi dan gunung api di Indonesia, dengan menggelar lokakarya bertema “Kesadaran Nasional Peduli Gempabumi dan Gunung Api di Indonesia”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 18 Juli 2019 yang berada di Perpustakaan Nasional Indonesia.

Tujuan dari acara ini adalah meningkatkan kewaspadaan melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), serta belajar dari pengalaman gempa sebelumnya dituangkan dalam buku-buku gempa hasil kajian.

Acara ini sebagai langkah untuk sosialisasi dalam menyebarluaskan gagasan tentang kesadaran bencana alam di Indonesia. Juga, mempromosikan ilmu pengetahuan teknologi terkait bencana gempa dan gunung api, meningkatkan kemampuan memahami risiko, memperkuat tata kelola, berinvestasi dalam ketahanan, dan meningkatkan kesiapan menghadapi bencana. Lokakarya ini juga terdapat peluncuran buku dan diskusi terbuka, dengan menampilkan narasumber yang memiliki masing-masing kemampuan terkait penanganan kebencanaan.

Selain itu, Ketua Umum Akademik Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Satryo S Brodjonegoro, dalam sambutannya juga mengungkapkan kalau Indonesia dalam pembentukan lembaga khusus mengkaji potensi dampak gempa masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain.

Misalkan saja seperti negara yang potensi gempa dan jumlah gunung apinya lebih kecil, Jepang atau Amerika Serikat. Misalkan saja Amerika Serikat memiliki US Geological Survey (USGS), bahkan Singapura juga memiliki Earth Observatory Singapore (EOS).

Indonesia sudah ada Pusat Studi Gempa Nasional (PusGEN) yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, wewenang lembaga tersebut dinilai perlu ditingkatkan, apalagi bila melihat Indonesia sebagai negara yang rawan bencana.

Keberadaan lembaga ini nantinya bisa menjadi pusat studi pengembangan teknologi terapan untuk meminimalisir dampak gempa. Semoga Indonesia bisa makin berkembang dan menjadi contoh untuk negara lainnya! (MA)