Indonesia yang rawan akan bencana alam, memang menjadi alasan penting untuk mengenalkan dan mengembangkan pendidikan pengurangan risiko bencana kepada seluruh masyarakat. Nyatanya nih, masih ada saja masyarakat terutama anak-anak yang belum mendapatkan perhatian cukup tentang pengurangan risiko bencana.
Kalau kita menengok sebentar, Indonesia kan kaya ya akan adat dan kebudayaan. Nah, tanpa kita sadari sebenarnya adat dan kebudayaan Indonesia menyimpan sejuta cara pengurangan risiko bencana yang belum diketahui oleh masyarakat luas.
Dengan adanya pengurangan risiko bencana secara tradisional dan digabungkan dengan cara baru bersifat modern, misalnya saja buku yang dibalut dengan gambar kartun. Ini akan menjadi daya tarik untuk masyarakat belajar pengurangan risiko bencana terutama pada anak-anak. Sekarang, apakah ada yang membuat itu?
Tentu ada! Misalnya saja yang sudah dibuat oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu PKMP-PSH UNY. Tim yang diketuai oleh Yuli Widiyatmoko dan beranggotakan Nuhnia Reny Pertiwi, Ika Vebrianti, dan Bagus Wibowo. Mereka membuat buku dengan berbagai macam desain kartun yang menarik untuk anak-anak, serta tentunya agar mudah dipahami oleh semua orang.
Baca juga : KAMU BUKAN GUNDALA, IKUTI LANGKAH BERLINDUNG DARI PETIR INI
Tak lupa, mereka memasukkan materi pengurangan risiko bencana melalui kearifan lokal Indonesia (adat dan budaya). Mereka menamai buku itu dengan “Disaster Mitigation Pop-Book (DIMIPOBO)”.
cover buku DIMIPOBO
Kearifan lokal yang digunakan dalam buku ini untuk pengurangan risiko bencana adalah masyarakat Baduy dan Kampung Naga (Tasikmalaya). Masyarakat Baduy merupakan masyarakat tradisional, namun kaya akan sumber kearifan yang dapat menjadi teladan atau panutan kita. Banyak yang dilakukan masyarakat Baduy sejak nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat, dan menjadi sebuah pengurangan risiko bencana. Misalnya seperti apa? Seperti dalam artikel ini!
Isi buku DIMIPOBO
Wah, semakin banyak saja ya ide-ide kreatif yang dimunculkan untuk mengurangi risiko bencana. Pembuatan media pembelajaran seperti DIMIPOBO ini, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar tentang pengurangan risiko bencana yang dibalut dengan kearifan lokal Indonesia dengan baik. Serta mengenal adat dan budaya yang dimiliki negara kita ini. (MA)
Sumber : Jurnal Geomedia, Volume 15 Nomor 1 Mei 2017