Bermula Longsor, Berubah Menjadi Tsunami

Mungkin beberapa dari Sobat Disasterizen tidak mengetahui kalau longsor yang terjadi di bawah laut karena gempabumi bisa menyebabkan tsunami. Hal ini dibuktikan oleh para peneliti Indonesia dan Prancis yang menemukan bekas jejak longsor di sisi timur Pulau Siberut, Padang.

Para peneliti menyimpulkan bukti tersebut memiliki kontur seperti jurang di kedalaman 200 meter sampai 1.000 meter di bawah permukaan air laut. Jika ditarik garis lurus ke timur, jurang itu sampai ke Padang, yang ternyata pernah dilanda gempa dan tsunami lima meter pada 1797. Dari data dan analisis, mereka menyimpulkan bahwa longsoran di bawah laut itulah yang menjadi penyebab gelombang dahsyat. Para ahli mengkategorikannya sebagai tsunami yang disebabkan oleh longsoran atau tsunamic submarine landslide.

LIPI bekerja sama dengan Institut de Physique du Globe (IPG) de Paris dalam survei ini dan merupakan bagian dari penelitian internasional Sumatera-Andaman Great Earthquake Research (SAGER). Penelitian kelautan yang didanai kementerian luar negeri Prancis ini melibatkan 16 lembaga internasional dan 50 peneliti.

Menurut Profesor Satish Singh dari IPG Paris, terdapat rekaman data yang menunjukkan bekas longsoran tanah bawah laut yang sangat besar di sekitar Mentawai. Patahan naik ini berada pada kedalaman 600 sampai 1.200 meter.

Baca juga : RUMAH SASAK TAHAN GEMPABUMI MILIK MASYARAKAT LOMBOK

Jejak itu tidak hanya di Siberut, tapi ke bawahnya sepanjang 340 kilometer hingga Pulau Pagai Selatan. Lereng curam dengan kemiringan lebih dari 30 derajat ini patah-patah, tapi hanya selapis demi selapis, sehingga dampaknya tidak besar. Kalau patahnya bersamaan, itu bencana yang sangat besar.

Temuan di Mentawai ini menjadi awal untuk melakukan survei bawah laut lebih terperinci di wilayah lainnya di Indonesia. Tujuannya apa lagi kalau bukan memetakan wilayah yang memiliki sudut lereng paling kritis. Secara teori, longsoran terjadi ketika lereng atau gundukan sedimen menjadi terlalu curam dan materialnya jatuh akibat gravitasi. Bisa jadi longsoran itu akibat angin topan, gempa bumi, hujan, atau deposisi material yang terus-menerus.

Di perairan mana saja sih sebenarnya di Indonesia yang memiliki lereng curam dan berpotensi longsor? Para ahli menyebut pada ujung paparan di wilayah jalur gempa. Daerah ini membentang dari perairan barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, sampai Nusa Tenggara Timur. Lalu Papua bagian utara, Selat Makassar, Laut Banda, dan Laut Maluku.

Tak disangka, itu adalah awal dari sebuah temuan dahsyat. Bahwa tsunami tidak hanya disebabkan gempa di laut dangkal dengan kekuatan minimal M 6,7 di pusat guncangan, tapi bisa juga disebabkan longsoran di bawah laut, yang terjadi akibat gempa berkekuatan sedang. Ini juga menjadi pengetahuan baru dan sebagai pengurangan risiko bencana. Maklum, selama ini masyarakat mendapat informasi bahwa tsunami disebabkan gempa di laut dangkal dengan kekuatan besar. (MA)

Sumber : LIPI