Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, Daryono menjelaskan bahwa kekuatan gempa yang mengguncangan Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 tersebut tidak terlalu besar. Akan tetapi, gempa M 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
“Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat,” kata Daryono dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/11/2022).
Apabila melihat dari dampak yang ditimbulkan, setidaknya dalam 50 tahun terakhir ada satu gempa dengan kekuatan kelas magnitudo 5 yang berdampak terhadap kematian yang lebih besar. Tahun 1989, gempa Gissar di Uni Soviet dengan M 5,3 yang mengakibatkan 274 orang meninggal.
Gempa Cianjur yang menimbulkan banyak korban dan kerusakan tersebut diakibatkan tiga hal, seperti kondisi geologi yang berada pada lapisan tanah breksi yang meningkatkan kerentanan terhadap gempa, kedalaman episentrum gempa, dan rentannya bangunan yang berada di wilayah Cianjur.
Struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. Banyak rumah yang dibangun tanpa menggunakan struktur aman gempa. Hal ini dikarenakan rumah-rumah masih menggunakan besi tulangan atau semen standar.
Lokasi pemukiman penduduk yang ada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonasi gelombang gempa yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa. Belum lagi, daerah-daerah yang berada di perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tersebut tidak stabil.
“Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh yang menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka,” ujar Daryono.
Gempa Cianjur tersebut sebenarnya memiliki episentrum tidak tepat berada di jalur Sesar Cimandiri yang sebelumnya kita ketahui, setidaknya hingga saat ini, melainkan sekitar 15 km ke sisi utara. Sesar yang bertanggung jawab terhadap gempa tersebut adalah sesar geser mengiri.
Apa Itu Sesar Geser Mengiri?
Sesar geser mengiri artinya apabila diasumsikan garis sesar ialah barat-timur, wilayah di bagian utara garis sesar akan bergerak ke barat. Hal ini menyiratkan dua kemungkinan, yakni gempa Cianjur berada pada zona Sesar Cimandiri yang lebih kompleks dan gempa Cianjur memiliki sumber gempa lainnya yang belum diketahui dengan baik. Namun, hal itu tentunya memerlukan investigasi lebih lanjut terkait dengan karakteristik sumber gempa.
Perlu diketahui, gempa tersebut masih akan terus terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan hal ini!
Kiat-Kiat Mitigasi Gempabumi
Pertama, pahami sumber dan bahaya gempa di sekitar, zona aman dan tidak aman di sekitar kita. Sumber dan bahaya gempa dapat diakses dianataranya pada portal Inarisk.bnpb.go.id.
Kedua, perkuat bangunan agar tahan gempa. Perlu kita ingat bahwa kematian terbesar akibat gempa diakibatkan oleh runtuhnya bangunan. Namun, di sisi lain penting diketahu kalau rumah dapat didesain tahan terhadap guncangan gempa, baik dengan mengikuti kode bangunan maupun dengan menerapkan kearifan lokal.
Ketiga, perkuat furnitur yang ada di rumah sehingga tidak mudah berjatuhan dan pecah. Keempat, siapkan peralatan P3K dan tas darurat untuk dapat bertahan hidup secara mandiri selama 36 jam pertama setelah gempa. Kelima, pascagempa utama, waspadai gempa susulan. Periksa kondisi rumah, jika berubah menjadi miting, jangan ditempati sebelum diperbaiki.
Keenam, waspadai bahaya ikutan. Jika kamu berada di daerah berbukit dan berlereng, waspadai longsor yang dapat terjadi. Jika berada di wilayah pantai, waspadai tsunami yang dapat terjadi, segera evakuasi menjauh dari pantai atau ke tempat yang lebih tinggi.
Ketujuh, berlatihlah bersama keluarga, sekolah, rekan kerja, dan lingkungan sekitar. Terakhir, bukan gempanya, melainkan bangunannya. Maka perbaiki rumahnya, dan lindungi diri. (MA)
Sumber : Endra Guanawan dan Nuraini Rahma Hanifa, Media Indonesia