Bedah Buku Komunikasi Bencana : Komunikasi Adalah Pilar Penting dalam Penanggulangan Risiko Bencana

SIAGABENCANA.COM – 26 April dipilih untuk memperingati momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi peringatan tahunan ini untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaaan masyarakat dari risiko bencana. 

Dalam rangka memeriahkan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, LSPR Centre for Research menggelar kegiatan bedah buku yang bertajuk “Komunikasi Bencana : Perspektif Pembangunan Berkelanjutan” yang bertempat di Gedung LSPR Institute of Communication & Business, Sudirman Park Campus, Jakarta pada Jumat (26/04/24). Kegiatan bedah buku tersebut menghadirkan penulis Dr. Muhamad Hidayat, M.I.Kom., dan Dr. Dian Agustine Nuriman, M.I.Kom. dari Nagaru Communication. 

Peluncuran Buku Komunikasi Bencana Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, FOTO : SIagaBencana.com

Pada kegiatan tersebut, Hidayat memaparkan buku yang ia tulis berjudul Komunikasi Bencana Perspektif Pembangunan Berkelanjutan yang mana berisikan tentang betapa pentingnya komunikasi dalam penanganan bencana, dan berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Sebab komunikasi adalah salah satu pilar penting dalam penanggulangan risiko bencana yang mana mempunyai dua bentuk, yakni komunikasi media massa dan komunikasi tradisional.

Dengan komunikasi media massa, masyarakat mengetahui apa upaya yang dapat dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah terjadi bencana. Dengan media massa, masyarakat bisa teredukasi dengan program-program yang telah dilaksanakan. Di sisi lain, komunikasi tradisional juga menciptakan masyarakat yang sigap terhadap penanggulangan bencana. 

Buku tersebut tidak hanya menjelaskan teori dalam komunikasi bencana dan pembangunan berkelanjutan, tapi juga memberikan contoh kasus nyata dan penelitian lapangan yang mendukung gagasan-gagasan tersebut. 

Hidayat mengatakan, pembuatan buku tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan, sebab perlu cara bagaimana menjembatangani antara teori komunikasi dengan pengalaman di lapangan. Sehingga bahasa yang digunakan bisa dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat dan akademisi. 

“Tantangan pastinya karena buku ini perpaduan antara hasil literatur dan lapangan. Maka tantangannya adalah bagaimana caranya menjembatangani antara teori komunikasi dengan pengalaman di lapangan. Sehingga bahasanya juga bisa digunakan secara teknik,” ucap Hidayat.

Hidayat mengungkapkan bahwa hadirnya buku tersebut akibat dari keresahan dirinya sendiri saat menjadi relawan. Ia mengatakan saat di lapangan sebagai relawan harus melakukan pengurangan risiko bencana dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan strategi komunikasi yang efektif dan dapat diterima masyarakat.

Kemudian ia melanjutkan, menulis adalah cara yang tepat untuk menyampaikan, mengedukasi, dan menceritakan ulang kepada masyarakat dan akademisi bahwa komunikasi bencana ini penting dan perlu dikembangan lagi, sehingga masyarakat mampu mengurangi risiko bencana.

Dr. Muhamad Hidayat, M.I.Kom, penulis buku Komunikasi Bencana Perspektif Pembangunan Berkelanjutan FOTO : SiagaBencana.com

Apakah kamu tertarik untuk mengoleksi Buku Komunikasi Bencana Perspektif Pembangunan Berkelanjutan? Kamu bisa dapatkan bukunya pada website Rajawali Pers.