Bahaya Sampah Untuk Lingkungan

Indonesia berada di peringkat dua dunia sebagai penghasil sampah terbanyak di bawah negeri tirai bambu (Cina). Jika dibandingkan dengan negara India dan Amerika, cukup jauh peringkatnya. Sedangkan dalam indeks kesehatan laut, Indonesia juga menduduki peringkat yang sangat rendah.

Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia masih sangat bergantung dengan kantung plastik. Sehingga pengelolaan sampah plastik menjadi sangat krusial. Meningkatnya jumlah sampah di Indonesia, berbanding terbalik dengan jumlah TPPS (tempat pembuangan sampah sementara) yang masih sangat terbatas.

Indonesia mengalami peningkatan 38 juta ton sampah laut per tahun (KemenKor). yang kemudian bisa menyebabkan bencana ekologis. Sampah laut menjadi sangat berbahaya, karena daya tahan setiap sampah berbeda-beda. Misalnya saja sampah plastik yang merupakan bahan material kuat, ringan, murah dan tahan lama yang digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari manusia. Plastik dalam penguraiannya membutuhkan waktu sampai ratusan tahun. Dari 275 juta tons sampah plastik, hanya 31.9 juta yang dikelola dengan benar.

Tercemarnya laut karena sumber-sumber sampah tersebut dikarenakan masih banyak masyarakat sekitar atau turis yang membuang sampah sembarangan, adanya aktivitas pabrik, micro plastik dari produk kecantikan, dan banyaknya aktivitas nelayan. Hal ini berakibat pori-pori terumbu karang tertutup, adanya biota-biota laut yang tersangkut di jarring-jaring nelayan, kotornya pantai, dan lain sebagainya.

Sampah tidak hanya datang dari masyarakatnya sendiri. Namun, posisi Indonesia yang terletak di antara beberapa Samudra tidak menutup kemungkinan Indonesia juga mendapat sampah kiriman (transboundary pollution). Kondisi ini sangat berpengaruh bagi pulau-pulau terluar, baik sebagai penerima ataupun pengirim sampah.

Ibnu Faisal dalam webinar Sampah Laut Sebagai Bencana Ekologis pada Rabu (7/10), mengatakan strategi penanganan mencegah rusaknya lingkungan akibat sampah adalah dengan behavioral changereduced land based leakage (Dimulai dari hulu, penguatan CSR), reduced sea based leakageenhanced law enforcement and financeresearch and development (tracking pergerakan sampah, alat pengumpulan sampah di darat).

Selain itu, ada beberapa yang bisa dilakukan untuk melindungi lingkungan dari sampah, seperti berhenti menggunakan sedotan plastik, adanya penyediaan air untuk reusable bottle, bawa tas sendiri dan kenakan biaya jika menggunakan produk sekali pakai, tidak menggunakan produk sachet sekali pakai, produk sekali pakai yang dapat terurai, dan membuat sampah kompos. (MA)