mitigasi bencana di thailand

Bagaimana Sih Mitigasi Bencana di Thailand?

Bukan hanya Indonesia yang sering kali dilanda oleh ancaman bencana. Nyatanya, negeri tetangga yaitu Thailand pun turut dihampiri berbagai ancaman bencana. Oleh sebab itu, baik pemerintah hingga masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Di Thailand sendiri, pemerintah menetapkan tiga sistem pengelolaan bencana, yaitu peraturan perundang-undangan dan kebijakan, rencana mitigasi dan pencegahan bencana, kelembagaan penanggulangan bencana. 

Ada berbagai peraturan yang diterbitkan pemerintah Thailand, seperti Undang-Undang Pencegahan dan Mitigasi Bencana 2007, UU Mitigasi 2007 yang menetapkan 3 level kewenangan pengelolaan bencana, setiap tingkatan administratif berkewajiban untuk membentuk badan/komite yang bertugas menangani urusan Pencegahan dan Mitigasi Bencana dan menyusun rencana mitigasi bencana sesuai lingkup wilayahnya masing-masing. 

Baca juga : KESALAHAN YANG PATUT DIHINDARI SAAT MELAKUKAN ZERO WASTE

Selain itu, pemerintah Thailand juga membentuk badan yang bertanggung jawab terhadap penanganan bencana, meliputi…

  • Dewan Keselamatan Nasional Thailand (National Safety Council of Thailand) 
  1. Dikhususkan untuk menangani bencana buatan.
  2. Pada awalnya badan ini didirikan untuk mengelola permasalahan kecelakaan lalu lintas yang banyak terjadi di Thailand.
  3. Di kemudian hari, tanggung jawabnya meluas hingga meliputi : kecelakaan kimia, kecelakaan kerja, kecelakaan di event publik, perlindungan bahaya kebakaran di bangunan high-rise, pencegahan bahaya konstruksi bangunan, dll. 
  • Pusat Peringatan Bencana Nasional (National Disaster Warning Center)
  1. Tugas utama adalah untuk mendeteksi gempa dan menganalisa data seismic sehingga dapat dihasilkan prediksi terjadinya tsunami. 
  2. Selanjutnya dilakukan penyebaran peringatan kepada publik dan otoritas terkait sehingga dapat dilakukan upaya evakuasi penduduk ke tempat yang lebih aman. 

Ada pula proyek-proyek mitigasi bencana di Thailand, yakni…

– One-Tambon-One-Search and Rescue Team (OTOS)

  1. Komite Nasional membentuk OTOS di semua level wilayah administrasi (Provinsi/Kabupaten/Kota)
  2. Tim-tim yang direkrut diberikan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, baik keahlian sebagai instruksi maupun keterampilan penyelamatan dasar untuk para relawan.
  3. Pada akhir tahun 2009 program OTOS telah terlaksana hingga 85% dan menghasilkan 6.615 tim SAR dan lebih dari 68.000 relawan terlatih di seluruh negeri. 

– Pelatihan Manajemen Bencana kepada pejabat pemerintah daerah, praktisi, swasta, dan lain sebagainya melalui Akademi Pencegahan dan Mitigasi Bencana

– Program penanganan bencana berbasis komunitas dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam setiap fase penanganan bencana, sehingga tercipta ketahanan masyarakat.

– Program pengembangan tim tanggap darurat

– Program pelatihan “Mr.Warning” yang bertujuan untuk membentuk jaringan peringatan pada daerah-daerah rawan bencana banjir dan longsor. 

– Pengembangan program jaringan relawan pertahanan sipil (hansip)

– Simulasi evakuasi bencana di tiap provinsi

– Menginventarisir dan melengkapi peralatan-peralatan penanggulangan bencana 

(MA)

Sumber : Shahnaz Acrydiena