Bukan hanya suhu panas saja, akhir-akhir ini sejumlah wilayah di pulau Jawa juga sedang mengalami angin kencang yang membawa debu dan asap kecoklatan. Betul tidak Disasterizen? Tapi apa ya yang sebenarnya terjadi?
Angin kencang yang membawa debu serta asap ini melanda wilayah seperti di Batu-Jawa Timur, Merapi-Yogyakarta, Merbabu dan Kopeng-Semarang, serta Salatiga-Jawa Tengah. Bukan hanya itu saja, Jakarta, Pantai Utara Jawa hingga Pantai Selatan Jawa pun juga mengalami angin yang lebih kencang dari biasanya.
Kali ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menjelaskannya untuk kamu! Jadi, hasil pantauan BMKG ada tiga faktor penyebab adanya angin kencang di sejumlah wilayah Pulau Jawa, yakni adanya angin monsun Australia, pengaruh pola cuaca lokal, serta radiasi matahari.
Baca juga : MELELEHNYA JAKARTA SEMINGGU KEDEPAN
Faktor Angin Kencang
- Angin Monsun Australia
Pengaruh pola pada cuaca regional yang ditandai dengan perbedaan tekanan cukup besar antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan, ini lah yang menyebabkan secara umum angin bertiup relatif lebih kencang. Pada konsisi ini biasanya dikenal dengan istilah angin Timuran (Easterly wind) atau angin monsun Australia yang masih menguat.
- Pengaruh Pola Cuaca Lokal
Selain dipengaruhi oleh angin monsun Australia, pengaruh pola cuaca lokal juga menjadi penyebab terjadinya angin kencang. Kecepatan angin yang lebih kuat pada lapisan troposfer atau sampai 10 kilometer di atas permukaan bumi adalah penyebab menguatnya angin gunung dan angin lembah di daerah berbukit. Sedangkan pada fenomena debu yang terjadi di daerah pegunungan, yaitu disebabkan adanya kebakaran lahan.
Kebakaran lahan ini bisa menyebabkan suhu lokasi menjadi panas dan jika terjadi dalam waktu yang cukup lama akan menurunkan tekanan udara permukaan yang mana mengalir ke wilayah tersebut, Disasterizen. Tapi nih ya, pada saat kondisi di bagian atas pegunungan lebih panas. Sirkulasi itu akan berbalik, sehingga menyebabkan angin dari atas ke bawah dan menjadi lebih kuat dari biasanya.
- Radiasi Matahari Maksimum
Selain itu dua faktor di atas, adanya radiasi matahari maksimun (matahari tepat berada di garis khatulistiwa) juga menjadi penyebab terjadinya angin kencang di sejumlah wilayah Pulau Jawa.
Pada bulan ini, posisi semu matahari berada tegak lurus di atas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Konsisi ini meyebabkan tingginya perbedaan tekanan udara antara daratan tinggi dan daratan rendah, sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang di sekitar wilayah lereng.
Seperti itulah penjelasan yang dinyatakan oleh BMKG menyoal angin kencang di beberapa wilayah Pulau Jawa, Sobat Disasterizen. Sampai kapan sih memangnya ini terjadi? BMKG pun menjawab kondisi ini bisa terjadi sampai musim hujan tiba, yaitu sekitar bulan November. Maka dari itu, Sobat Disasterizen harus berhati-hati ya dengan kondisi alam yang tidak dapat dipresiksi! (MA)
Sumber : Siswanto (BMKG)