tsunami pangandaran

13 Tahun Tsunami Pangandaran

Menolak lupa! Hayo tebak, hari ini hari apa? Pasti kamu lupa! Hari ini adalah 13 tahunnya tsunami yang menerjang ke Pangandaran, Jawa Barat. Peristiwa itu merenggut 668 korban jiwa, 65 orang hilang, 9.299 lainnya luka-luka.

Kejadian tsunami di Pangandaran ini berbeda dengan tsunami yang terjadi di Aceh saat 2004 lalu. Karena gempa yang dihasilkan pada saat itu M 7.7 dengan pusat di lepas pantai Pangandaran. Gempa dengan kekuatan yang termasuk sedang ini biasanya tidak menimbulkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 5 m.

Tetapi nyatanya itu salah Disasterizen! Tsunami di Pangandaran menimbulkan tsunami dengan ketinggian mencapai 21 m! Asal kalian tahu nih, jenis tsunami ini dikategorikan sebagai tsunami-earthquake, yaitu gempa yang membangkitkan tsunami dengan kekuatan lebih besar daripada kekuatan gempanya.

Selain itu, kejadian ini berbeda dengan pada umumnya yang di mana pelepasan energi gempa malah memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan gempa pada umumnya. Makanya, saat getaran gempa terjadi, masyarakat di daerah pantai tidak terlalu merasakannya.

Bahkan, peneliti Muhari dkk (2007) menyebutkan kalau rata-rata 40 persen masyarakat di Cilacap, Sukaresik, Wonoharjo, dan Pangandaran tidak merasakan adanya gempa sebelum tsunami datang, sebanyak 40 persen lainnya merasakan gempa yang sangat lemah dan kurang dari 20 persen lainnya yang merasakan gempa cukup kuat.

Nah, dari data tersebut menjelaskan kenapa sebagian besar masyarakat tidak evakuasi diri sebelum tsunami datang atau baru evakuasi setelah gelombang sudah berada di bibir pantai. Wah kalau dilihat dari karakteristik seperti itu, betapa pentingnya kita mengetahui tentang peringatan dini tsunami sejak awal dan terus memperbaharui ilmu kita tentang kesiapsiagaan. Karena bencana tidak dapat diprediksi kapan dan bagaimana datangnya.

Oleh sebab itu, BNPB bersama dengan tim Ekspedisi Destana Tsunami saat ini memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Mulai dari tanggal 12 Juli sampai 16 Agustus 2019. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat lebih siaga tentang bencana yang akan datang. (MA)

Sumber : Kompas.com