SIAGABENCANA.COM – Rabu kemarin (23/6/21), Ngopi PB ke-14 memilih tema ”Incident Command System di Indonesia: Milestone dan Prospeknya dalam Penguatan Penanganan Kedaruratan” dengan narasumber Revanche Jefrizal dari DRRI.
Di kesempatan webinar tersebut, Jefrizal membahas tentang incident command system (ICS), yang mana ICS adalah konsep pengelolaan darurat bencana di lokasi kejadian secara terstandar.
Sistem ini mengizinkan penggunanya untuk mengadopsi sebuah struktur organisasi terpadu yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan pada kondisi bencana tunggal atau meluas tanpa terhalangi oleh batasan-batasan wilayah administrasi.
ICS ini dikembangkan berdasarkan pengalaman penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di AS pada tahun 1970-an. Insiden yang dapat dikelola oleh ICS, yaitu ;
- Bencana alam
- Wabah penyakit hewan ataupun manusia
- Misi SAR
- Insiden material berbahaya
- Insiden teroris
- Operasi pemulihan
- Distribusi bantuan kemanusiaan
- Kejadian terencana seperti parade, kejuaraan, konferensi, konser, dll.
Apa Manfaat ICS?
Ada beberapa manfaat dari ICS, yakni…
- Memenuhi kebutuhan darurat untuk semua jenis dan luasan bencana
- Membuat personil dari berbagai insitusi dapat melebur menjadi sebuah struktur pengelolaan gabungan
- Menyediakan dukungan logistik dan administrasi kepada staff operasional
- Biayanya lebih efisien, karena menghindari duplikasi aktivitas
Bagaimana ICS di Indonesia?
Jefrizal juga menjelaskan bahwa secara umum ICS menjadi sistem operasi darurat bencana yang digunakan di Indonesia dengan berbagai adaptasi. Pada periode 2012-2014, Pusdiklat BNPB telah melaksanakan serangkaian latihan ICS mulai dari tingkat dasar, trainer, hingga sesi pendalaman khusus untuk pengambilan keputusan. Latihan ini diselenggarakan di Indonesia dan US (United States).
Bahkan beberapa Peraturan Kepala BNPB yang disusun mengacu dengan ICS ini, diantaranya adalah Perka BNPB No.24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Darurat Bencana dan telah ada paket e-learning di pusdiklat BNPB, namun masih belum diaktifkan.
Di Indonesia sendiri, beberapa daerah dan organisasi masih menggunakan ICS ini sebagai pedoman pengelolaan operasi darurat bencana, termasuk TNI dan kepolisian.
Apa Kendala Penerapan ICS di Indonesia?
Beberapa mekanisme ICS kurang sesuai dengan mekanisme di Indonesia, misalnya …
- Kesatuan komando
- Rentang kendali
- Komunikasi terpadu
- Rencana operasi
- Akuntabilitas
Selain itu, butuh beberapa penyesuaian dengan beberapa prosedur pengelolaan operasi pada beberapa institusi PDB. ICS juga membutuhkan kualifikasi dengan standar tertentu, hingga sulit untuk melaksanakannya dengan keterbatasan kapasitas personil pengelolaan operasi darurat bencana di Indonesia, dan belum adanya RPKB Nasional. Meskipun ada beberapa daerah yang telah menyusunnya, namun karena tidak adanya payung RPKB Nasional, menyebabkan daerah kesulitan untuk menerapkannya.
Prospek ICS di Indonesia
- Sistem komprehensif dan teruji
- Telah banyak trainer ICS di Indonesia
- Beberapa aturan pengelolaan darurat bencana telah disusun berdasarkan ICS
Selain itu di acara Ignate Stage Ngopi Pb ke-14, Ranitya Nurlita, Rumah Milennials menerangkan bahwa kearifan lokal menjadi koneksi pada masyarakat dalam pemberian kapasitas, dan juga menjadi koneksi untuk menjaga alam serta memitigasi bencana dan menjaga lingkungan.
Jika ambil benang merahnya, jika kearifan lokal menjadi koneksi dengan masyarakat, maka adaptasi kearifan lokal dalam ICS, serta segala fase dalam kebencanaan juga menjaga lingkungan menjadi sesuatu yang patut diperhitungkan. Agar dapat diterima dengan baik ketika eksekusi. ICS harus bisa mengatur segala hal secara inklusif baik wash dan waste management.
Menarik bukan pembahasannya, Sobat Disasterizen? Penasaran tidak Ngopi PB bakal bahas apa lagi Minggu depan? Yuk, ikutan setiap Rabu dan ikuti perkembangannya di Instagram @Yuksiagabencana @MPBI.Indonesia @pujionocentre @caribencana.id @predikt.id. (MA)