SIAGABENCANA.COM - Kamis (02/11/23), Gladi Lapang Kesiapsiagaan Bencana yang dilakukan oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama FPRB Seloharjo dan masyarakat Kalurahan Seloharjo merupakan salah satu rangkaian pelatihan dan pengembangan kapasitas telah dilakukan di Balai Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
FOTO : Dokumentasi YEU
Sebelum Gladi Lapang digelar, FPRB Kalurahan Seloharjo telah dibekali pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD), Manajemen Tempat Pengungsian, Data Pilah dan Kaji Cepat, serta Manajemen Dapur Umum. Masyarakat juga telah menyusun Rencana Kontijensi (Renkon) yang dipandu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul.
Berdasarkan Renkon yang telah disusun, skenario Gladi Lapang adalah kejadian gempa berkekuatan 6,6 SR yang dirasakan di Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul pada dini hari pukul 02.00 WIB. FPRB dan Pemerintah Kalurahan Seloharjo diminta untuk siap siaga dalam melakukan evakuasi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji keterampilan anggota FPRB Seloharjo dalam melakukan penanganan gawat darurat, evakuasi masyarakat, serta melakukan pengamanan di lokasi bencana.
FOTO : Dokumentasi YEU
Kegiatan Gladi Lapang dilakukan dengan melibatkan kurang lebih 150 orang yang terdiri dari masyarakat, PMI Bantul, Polsek Pundong, Koramil Pundong, relawan PANTAS (Pantauan Pantai Selatan), dan lain sebagainya.
David Pattinama, Manajer Program LEAP dalam sambutannya menyampaikan YEU bahwa pengurangan risiko bencana merupakan proses yang panjang. Melalui Gladi Lapang, masyarakat Kalurahan Seloharjo diajak untuk memahami potensi bencana melalui Kajian Risiko Bencana dan pemetaan wilayah. Selain itu masyarakat melalui FPRB juga menerima pelatihan-pelatihan untuk pengurangan risiko bencana yang inklusif, dengan memastikan akses dan partisipaasi kelompok disabilitas dan lansia.
Dengan adanya Gladi Lapang ini, dihdarapkan masyarakat dan pihak-pihak terkait dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang ada, atas dasar kesadaran bahwa mereka tingga di daerah rawan bencana.
“Lansia dan kelompok disabilitas adalah bagian dari masyarakat yang perlu kita perhatikan dan perlu dilibatkan dalam upaya pengurangan risiko bencana, dan ini adalah puncak dari kegiatan kita bersama. Saya bersyukur ini semua sudah kita lakukan dengan baik.” Ujar David saat memberikan sambutan.
Baca juga : UPAYA PENINGKATAN TANGGAP DARURAT DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA DENGAN GLADI LAPANG
Di kesempatan yang sama, Antoni Hutagaoi, S.T., M.T. selaku Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Bantul dalam pembukaan kegiatan Gladi Lapang, ia mengimbau agar masyarakat dapat fokus dan serius dalam melakukan Gladi Lapang, agar nantinya dapat menjadi pelajaran bersama, jika nantinya terjadi bencana, kita dapat mengurangi dampak dan risiko yang ditimbulkan.
YEU berencana melaksanakan Gladi Lapang di delapan kalurahan di tempat lain dari bulan Oktober hingga Desember 2023. Inisiatif ini membutuhkan kerjasama lintas pihak dan YEU berkomitmen untuk terus melibatkan masyarakat, BPBD Kabupaten/Kota terkait dan Forum PRB di desa-desa dampingan. (MA)