Kenapa Kita Nggak Buang Sampah ke Gunungapi Saja

Kenapa Kita Nggak Buang Sampah ke Gunungapi Saja

Sampah Sungai Gendong. Sumber: Reuters.

Sobat Disasterizen, masalah sampah adalah salah satu masalah yang paling mengkhawatirkan di negeri ini. Bagaimana tidak? Menurut Our World in Data, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kualitas pengelolaan sampah terburuk di dunia. Lihat saja sekeliling kamu. Kalau sudah bersih, bagus deh! 

Indonesia menghasilkan kurang lebih 65 juta ton sampah setiap harinya. Ini yang dipaparkan oleh Tuti Hendrawati Mintarsih pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pengelolaan sampah dan Rapat Kerja pengelolaan sampah, limbah, dan bahan beracun (B3) pada 2017 silam di Palembang.

Tapi pernah nggak sih kamu berpikir, “Kenapa kita nggak buang sampah di gunungapi, ya? Kan langsung terbakar habis!”

Tunggu dulu, ini penjelasannya!

Kendala pertama: lokasi.

Titik gunungapi di Indonesia. Sumber: USGS.

Nggak semua kita tinggal di dekat gunungapi. Bahkan Indonesia, negara urutan ke-3 pemilik gunungapi terbanyak setelah Amerika Serikat dan Rusia, “hanya” memiliki 139 gunungapi. Sebagai perbandingan, Indonesia memiliki kurang lebih 514 kota/kabupaten yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Artinya, jumlah gunungapi yang ada tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh kota/kabupaten di Indonesia.

Kendala kedua: dana. 

Bayangkan saja berapa banyak truk dan pesawat yang harus dikerahkan untuk pergi ke puncak gunungapi dan membuang sampah di kubangan lahar. Trek mendaki gunung saja sudah sangat susah dilalui oleh pendaki perorangan yang hanya membawa tas carrier, apalagi truk sampah? Selain nyaris tidak mungkin, biaya yang dikeluarkan akan sangat mahal. Belum lagi risiki-risiko alam yang lain.

Kendala ketiga: potensi bencana yang lain. 

Gunung Erta Ale, Etiopia. Sumber: SwissEduc

Oke, katakan saja masalah dana sudah terselesaikan. Sekarang pertanyaannya adalah, ‘Akankah solusi ini menggiring kita kepada masalah yang lain? 

Pada tahun 2002, para peneliti dari Etiopia mencoba membuang sampah sebesar 33 kilogram ke dalam Gunungapi Erta Ale, sebuah gunungapi perisai di Etiopia. 

Hasilnya? 

Laharnya menjadi sangat tidak stabil. Kalau lahar bertemu dengan sesuatu yang lebih dingin temperaturnya, dia akan memicu sebuah reaksi berantai ledakan yang sangat berbahaya. 

Bisa bayangkan kalau kita membuang 65 juta ton sampah kita ke dalamnya?

Kendala ketiga: asap residu.

Kalaupun kita berhasil membuang seluruh sampah kita, bukan berarti semua sampah kita akan berhasil dilumat. 

Erik Storm, seorang pemandu di Kilauea EcoGuides, sebuah operator tur gunungapi di Hawaii, pernah meletakkan action cam GoPro-nya di suatu cekungan kecil ketika mencoba merekam pergerakan lava panas. Tapi, percikan api yang menyambar membuat kameranya terjatuh.

Storm mengira kameranya sudah akan abis terlumat. Ternyata tidak. Kamera masih sehat wal afiat dan berhasil merekam detik-detik lava menggumpal yang mendekatinya.

Selain itu, kamu juga masih harus memikirkan asap yang akan mengepul tinggi ke udara. Tidak menutup kemungkinan kalau asap nya bisa menyebabkan pergantian iklim yang rapid dan ekstrem. (RG)

Dipost Oleh

Tinggalkan Komentar