Sobat Disasterizen, Indonesia memang dikenal kaya akan budaya dari Sabang sampai Merauke. Seperti yang kita ketahui ya, setiap budaya pasti akan mempunyai bahasanya tersendiri. Contohnya saja di Pulau Jawa ini yang mempunyai berbagai macam budaya dan bahasa, seperti Sunda, Jawa, dan Betawi.
Nah, SiagaBencana.com akan ngasih tau kamu sesuatu nih, ternyata budaya Sunda mempunyai istilah tsunami tersendiri lho dan kearifan budaya yang dimilikinya! Apa saja tuh? Informasi ini di dapat dari teman-teman Tim EDT (Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami 2019), yaitu Nuraini Rahma Hanifa, Tasril Mulyadi, dan Samson Jayawinata, yang sedang melakukan sosialisasi di daerah Pangandaran, yaitu:
- Caik Naik yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah ‘air naik’.
- Banjir Laut
- Sagara Saba Darat memiliki arti ‘air yang tumpah ke darat’.
Dahulu pada waktu tsunami menerjang di Pangandaran pada tahun 2006 lalu, orang lokal mengatakan Caik Naik atau Banjir Laut. Selain itu, pada sebelum tsunami menerjang 15 menit sebelum tsunami menerjang pada kawasan tersebut, binatang seperti rusa dan kera sudah lebih dahulu lari ke daratan tinggi.
Baca juga : UNIK, PENEMUAN TSUNAMI STONE DI PANGANDARAN
Diceritakan juga bahwa 70 tahun silam sebelum kejadian pada tahun 2006, juga pernah terjadi fenomena banjir laut. Pada saat itu penduduk tinggal jauh dari pantai sehingga tidak ramai pada kawasan dekat pesisir pantai. Namun seiring perubahan budaya yang terjadi, banyaknya turis meminta kamar hotel dekat dengan pantai ataupun langsung menghadap pantai. Hal inilah, salah satu faktor banyaknya korban akibat anacaman yang terjadi.
Itulah beberapa kearifan lokal yang terdapat pada budaya Sunda. Kaya banget kan? Yuk lestarikan budaya ini! (MA)