Sobat Disasterizen, di era teknologi seperti sekarang ini, berita-berita dengan mudah berseliweran di hadapan kita, baik itu via media cetak maupun elektronik. Kita harus hati-hati. Apalagi, di tengah pandemik COVID-19 ini, kita harus lebih sensitif dan mengasah pemikiran kritis kita dalam menerima berita.
Ada enam tips yang bisa sobat Disasterizen terapkan ketika membaca sebuah berita, baik itu berita baik maupun berita buruk. Semuanya siagabencana.com sadur dari buku Weaponized Lies: How to Think Critically in the Post-Truth Era, karangan mantan jurnalis The Washington Post & The New York Times, Daniel Levitin.
Selalu skeptis dan berhati-hati dalam membaca berita/kutipan
Bersikap skeptis adalah salah satu benteng pertama yang kamu miliki untuk menangkal berita palsu atau berita yang dilebih-lebihkan. Sikap skeptis sendiri adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu dan meragukan apa yang diterima. Fakta A yang disajikan oleh portal berita A bisa jadi berbeda dengan apa yang disajikan oleh portal berita B. Bisa jadi sama, namun kemasannya yang berbeda.
Jangan termakan headline. Baca isi artikelnya
Buat jurnalis, bad news is good news. Berita buruk adalah berita baik. Studi yang dilakukan Arry Rahmawan (2012), dalam laman Good News From Indonesia (GNFI) mencatat ada perbandingan 1:11 antara berita positif dengan berita negatif. Berita positif pun bisa dipelintirkan menjadi sebuah berita negatif jika dilihat dari angle yang berbeda. Bisa jadi, sebuah berita positif A mengandung sebuah petikan B yang bernada negatif, namun petikan B ini justru yang dijadikan judul oleh si pembuat berita. Karena itu, sobat Disasterizen jangan sampai termakan headline. Baca isi beritanya, ya!
Perhatikan kredibilitas sumber berita. Apakah news outlet nya bisa kamu percaya?
Kalau ini, kamu harus memiliki common sense yang kuat. Sebelum kamu membaca artikel ini, kamu sudah punya gambaran news outlet mana yang menurut kamu paling netral, tidak sembarangan mengkutip, dan tidak melebih-lebihkan sebuah pemberitaan. Tentu, kredibilitas masing-masing portal berita berbeda-beda.
Bila memungkinkan, bandingkan dengan berita yang sama di portal lain
Fakta A di portal berita A bisa jadi kontradiksi dengan apa yang disajikan oleh portal berita B. Karena itu, jika memungkinkan, kamu harus membandingkan dua berita yang sama di portal lain. Bisa jadi ada beberapa fakta yang terluput dari portal berita A, dan juga sebaliknya. Jika kamu sudah mulai membandingkan, jangan lupa juga poin berikutnya.
Selalu berkepala dingin dan bersikap netral
Kamu boleh saja berpihak dengan partai politik A yang diusung oleh portal berita A, tapi, di masa krisis seperti ini, jangan sampai bias kamu menjelek-jelekkan portal berita B yang mengusung partai politik B, ya! Belakangan ini, kita sering kali melihat berita tentang statement pejabat dan menteri-menteri yang bikin kita elus dada. Tapi, usahakan selalu untuk berkepala dingin dan bersikap netral.
Hati-hati dalam berbagi
Yang terakhir adalah hati-hati dalam berbagi. Tentu sobat Disasterizen punya, kan, group WhatsApp keluarga yang isinya banyak broadcast hoax: Sebarkan pesan ini, jika tidak maka kamu akan ini dan itu. Nah, berita-berita seperti ini yang harus dihindari. Tidak memungkinkan juga link scam atau phising bersebaran bersamaan dengan gelombang berita hoax tersebut. Yuk, jadi pembaca berita yang kritis dan cerdas! (RG)